Apa yang terlintas di pikiran anda ketika anda berada di sebuah apotek dan mendapati sebuah baliho segede gaban dengan tulisan yang mencolok mata DaGuSiBu? Bagi generasi millenial -yang berotak iseng karena keseringan nonton serial Mr. Bean- seperti saya sih yang muncul adalah bayangan sebuah dagu milik ibu-ibu. Eh salah, maaf. Jadi, DaGuSiBu ini bukan dagunya si Ibu ya, pembaca.
DaGuSiBu yang dimaksud di sini ini adalah sebuah campaign yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk memberikan pehamanan kepada masyarakat luas tentang penggunaan obat, yang merupakan akronim dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang.
Program kampanye kesehatan DaGuSiBu sebenarnya sudah diperkenalkan sejak sekitar 2 tahun lalu. Karena saya sendiri pernah beberapa kali melihat spanduk yang sangat eye-catching ini di beberapa apotek di kota tempat tinggal saya, Yogyakarta, dan kota asal saya, Wonosobo.Â
Dan dalam pemahaman saya sebagai masyarakat awam, yang sempat berselancar di dunia maya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang DaGuSiBu ini -Hei, generasi millenial kudu tetap rajin crosscheck dan thabayyun loh ya. Ga boleh asal ngambil kesimpulan sendiri, okay- saya pun menyimpulkan bahwa Obat yang kita gunakan harus didapat di tempat yang resmi, digunakan sebagaimana mestinya, disimpan di tempat yang tepat (biasanya di label obat tertulis "Simpan di tempat yang sejuk dan kering), dan dibuang setelah melewati masa kadaluwarsanya. Dan ternyata, DaGuSiBu itu mempunyai makna yang jauh lebih banyak daripada itu.
Temu Blogger Kesehatan yang Penuh Makna
Jadi ceritanya, tanggal 21 November 2017 yang lalu, saya nih yang ngakunya sebagai blogger yang sekaligus selebgram yang sekaligus MC yang sekaligus talented blessing person ini, mendapatkan undangan untuk menghadiri acara Temu Blogger Kesehatan: Cerdas Menggunakan Obat yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang berlokasi di Hotel Grand Aston Yogyakarta.Â
Email undangan masuk ke email saya beberapa hari sebelumnya, yang memberi tahukan bahwa saya menjadi salah satu blogger Yogyakarta yang berhak menghadiri acara tersebut. Dan tibalah saya di venue tepat jam 08:50, tepat waktu. Iya, tepat waktu sepuluh menit sebelum sesi pembukaan, haha. Padahal di undangan tertulis untuk datang pada jam 08:00.
Acara kemudian dibuka dengan beberapa sambutan dan ice breaking berupa senam peregangan yang dapat dilakukan di kantor. Ya....walau gerakannya agak cheesy sih, dan temponya juga ga begitu up beat, kurang memacu semangat. Tapi senam tersebut diklaim oleh salah satu ibu panitia sebagai senam yang paling banyak mengandung gerakan peregangan. Ah...saya sih percaya aja ama ibu panitia tersebut. Asli dech saya percaya.
Dan kami pun mendapat tugas awal dari mba MC untuk memviralkan tagar #CermatGunakanObat dengan menyebutkan akun @KemenkesRI dan @GemaCermat di akun Twitter kami masing-masing. Ssst....ada beberapa momen ketika saya geregetan pengin merebut microphone dari mba MC, yang kurang piawai mengatur acara, haha. (Ups, maaf kalau saya julid ya, mba MC.)
Kemudian setelah acara sesi pembukaan, tibalah saatnya Sesi Pertama Seminar Temu Blogger yang menghadirkan empat orang narasumber yang piawai di bidangnya masing-masing.Â
Narasumber pertama adalah ibu dra. Hardiyah Djuliani, Apt. M.Kes. dari Dinas Kesehatan Pemda DIY, yang disusul bapak Indra Rizon, S.KM., M.Kes. selaku Kepala Bidang (Kabid) Kendali Mutu dan Pengembangan Jaringan Pelayanan dari Biro Komunikasi & Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, lalu ada ibu dra. Arrosianti Zahrul Falah, Apt. yang juga dari dari Dinas Kesehatan Pemda DIY, dan yang terakhir adalah ibu Mariyatul Qibtiyah, S.Si, Sp.FRS, Apt. dari Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Kemenkes RI. Keempat narasumber dimoderatori secara kocak dan atraktif oleh bapak Busroni, S.IP. selaku Kepala Bagian Opini Publik, Produksi, Komunikasi, Peliputan, dan Dokumentasi Kemenkes RI.
- Jeli meneliti setiap kandungan obat, baik zat yang berkhasiat maupun zat tambahannya.
- Mengetahui riwayat alergi atau sensitifitas tubuh terhadap kandungan obat tertentu.
- Mengetahui kondisi kehamilan atau perencanaan kehamilan bagi pasien perempuan, karena beberapa kandungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan janin yang sedang dikandung.
- Mengetahui kondisi menyusui bagi pasien yang berstatus sebagai ibu menyusui, karena beberapa kandungan obat dapat mencemari kandungan ASI (air susu ibu) dan menimbulkan efek samping yang buruk bagi bayi.
- Mengetahui HET (Harga Eceran Tertinggi) dari obat yang akan didapatkan.
- Mengetahui bentuk sediaan obat yang akan didapat, seperti tablet, tablet effervescent, pil, kapsul, puyer (powder), sirup, injeksi, drop, dsb. Pilihlah yang sesuai untuk digunakan dengan baik dan benar.
- Mengetahui kondisi sedang menggunakan obat, karena dapat berinteraksi dengan obat lain. Tanyakan kepada apoteker.
Narasumber pertama dan kedua memberikan materi mengenai cara memilih dan menggunakan obat dengan baik secara cermat. Agar nantinya kita sebagai masyarakat awam yang peduli kesehatan dapat ikut serta menyebarkan inspirasi mengenai DaGuSiBu.Â
Narasumber ketiga memberikan presentasi tentang upaya Dinas Kesehatan Pemda DIY dalam mengkampanyekan DaGuSiBu di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Narasumber keempat membawakan materi mengenai antibiotik, tema yang sangat krusial bagi masyarakat supaya dapat menggunakan antibiotik dengan tepat supaya tubuh tidak menjadi resisten antibiotik. Ngeri ya.
Saat segmen tanya jawab dibuka. Saya selaku selebgram multi talenta yang mengklaim sebagai blogger ini tentu saja ikut bertanya. Agenda wajib supaya saya dapat kelihatan sebagai generasi millenial yang smart, bukan generasi micin. Saya menanyakan tentang status kehalalan suatu obat pada narasumber pertama dan kedua, karena hal itu bisa menjadi polemik di masyarakat. Bahkan ada beberapa orang yang menolak obat dan vaksin tertentu karena dianggap belum berstatus halal 100 %.Â
Kemudian saya pun bertanya kepada narasumber keempat, tentang upaya apa yang dapat dilakukan jika sudah terlanjur resisten antibiotik, dengan ilustrasi tentang seorang pesohor yang tengah menjalani perawatan penyakit TB (Tuberculosis) namun harus melanjutkan perawatannya karena badannya belum bersih dari bakteri TB. Nah pesohor yang merupakan presenter cantik ini sempat berbagi cerita di vlog Youtube bahwa dia khawatir kalau tubuhnya nanti akan mengalami resisten antibiotik, dan dia dengan suaminya terpaksa menunda program rencana kehamilan.
Nah, narasumber pertama menanggapi pertanyaan saya dengan menyatakan bahwa dalam pengobatan dan pencegahan suatu penyakit tertentu, apalagi bila penyakit tersebut berpotensi membahayakan nyawa pasien, maka prinsip daruroh (darurat) dapat dilaksanakan di sini. Narasumber keempat menanggapi pertanyaan saya dengan menceritakan bahwa beliau pernah mendapati seorang pasien yang sudah resisten terhadap suatu antibiotik tertentu. Beliau menyatakan bahwa ada terapi khusus yang dapat diaplikasikan kepada pasien tersebut, namun dengan tetap mewaspadai timbulnya efek samping yang muncul. Jadi, harus tetap optimis supaya dapat meraih kesembuhan jika terkena penyakit yang disebabkan oleh mikroba, seperti TB itu tadi misalnya.
Akhirnya, saat berakhir Sesi Pertama, mba MC yang kelihatan nervous mengumumkan kepada kami, para blogger Jogja yang kece ini, bahwa tagar #CermatGunakanObat berhasil menjadi trending topic Indonesia, bahkan sempat selama beberapa saat menjadi trending topic worldwide mengalahkan tagar lainnya. Ah, senangnya, saya terharu loh, walau saya ga aktif ngetwit selama acara berlangsung, karena saya lebih berfokus ke pemaparan materi dan diskusinya (eh bohong banget ya) haha.
Kemudian, kami pun diberikan waktu untuk istirahat makan siang dan beribadah sholat dzuhur. Untuk kemudian kami akan diundang mengikuti Sesi Kedua yaitu Netiket: Etiket dalam Internet sebagai Blogger dengan narasumber bapak Pepih Nugraha alias Kang Pepih, kolumnis panutan kita semua sebangsa dan setanah air Indonesia, yang dipandu moderator seorang emak blogger senior (sekali lagi) senior, yaitu ibu Wardah Fajri alias mak Wawa. Tapi untuk pemaparan materi dari Kang Pepih ini akan saya tuliskan di tulisan terpisah ya. Tapi saya ga janji, haha.
Oh ya, saat acara Temu Blogger Kesehatan: Cermat Menggunakan Obat tempo hari, saya berkesempatan mewakili komunitas Kompasiana Jogja. Tentu saja saya bisa bertemu dengan sahabat-sahabat saya sesama KJogers yang sangat kece seperti Miss Mini yang merupakan blogger sekaligus novelis, serta Mak Vera blogger kondang. Kami pun sempat berfoto-foto donk ya. Seperti ini misalnya.
Untuk materi tentang DaGuSiBu ini, pembaca dapat mencari dari referensi lain yang jauh lebih berkompeten dari saya ya. Bisa dengan bertanya kepada apoteker, dokter, petugas penyuluh kesehatan, dsb. Atau juga bisa dengan browsing-browsing ke situs Kemenkes RI. Dan setiap kali ada acara seminar, ga lengkap rasanya kalau ga bikin foto groufie donk ya. Dan sesi groufie menjadi akhir cerita kami para blogger Jogja dalam acara Temu Blogger Kesehatan: Cermat Gunakan Obat. Sampai jumpa di tulisan saya berikutnya ya, pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H