Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK) adalah salah satu dari 14 taman buru diindonesia dan satu satunya taman buru sejawa -- bali yang terus berusaha mewujudkan fungsi kawasan taman buru yang selayaknya untuk khalayak dengan pengelolaan kawasan dilakukan oleh kerjasama antar Wandari dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam.
" pada tahun 2020 akan dilaksanakannya ujicoba pengaplikasian taman buru didalam pagar rusa dan tentunya dapat ditembak "ujar Darmanto, Manajer Lapangan. Dengan 6 program utama yang pihak pengelola konsentrasikan agar dapat terwujudnya fungsi kawasan taman buru yang seharusnya. Konservasi, Kembangbiar Rusa, Pembedayaan Masyarakat, Ekowisata, Penelitian Dan Pengembangan, dan Pendidikan Dan Pelatihan, itu pun tidak pihak pengelola yang terlibat sendiri tetapi Masyarakat sekitar dan juga Volunteer yang terlibat.
" 12.420.7 Ha luas taman buru masigit kareumbi yang meliputi 3 kabupaten ( Bandung, Garut,  Sumedang ) tetapi yang kami kelola hanya seluas 1.400 Ha yang dibagi menjadi  48 Ha diperuntukan lahan pengembang biakan rusa dan sisanya peruntukan wali pohon, penanaman, ekowisata -- camping ground ".
Didalam Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan bahwa Taman buru adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat wisata berburu. Pengertian hutan ini mungkin tidak begitu familiar di telinga masyarakat. Dari sisi jumlah dan luasnya pun tidak sebesar jenis-jenis hutan lainnya. Meskipun di negara lain yang memiliki tradisi rekreasi berburu, taman buru menjadi andalan untuk meraih devisa di sektor pariwisata. Â " jika dibilang konservasi kalau hutannya tidak lebat hewan pun tidak akan datang, lalu apa yang akan diburu ?" kata darmanto sembari tersenyum.
Meski berpenghuni berbagai jenis hewan disana, dengan  status kawasan taman buru kita tidak dapat melakukan pemburuan secara sembarang dikarenakan kegiatan konservasi harus tetap dilakukan agar hewan dan alamnya tetap asri. " melihat dan memotret pun sudah terbilang berburu, tidak melulu harus menembak".
Masyarakat lebih mengenal Taman Buru Masigit Kareumbi ini dengan istilah " KW " atau Kareumbi Wetan yang mereka kenal dengan penangkaran rusa dan rumah pohonnya dan itupun seperti sudah menjadi ciri khasnya TBMK, " kalo main kesini ya ke Rumah Pohon lah, adem. Ada juga yang Camping atau Tracking disini, banyaknya sih weekend" kata Ade Komarudin, pengunjung.
Salah satu dari program utama yaitu Pendidikan dan Pelatihan, bukan hanyak Pegiat Alam saja yang memanfaatkan status kawasan untuk melaksanakan kegiatan Pendidikannya disini tetapi Universitas, Sekolah, Komunitas Mobil -- Motor pun tidak jarang melaksanakan kegiatan Outdoornya disini bahkan TNI pun sering kali melaksanakan kegiatan Pendidikan dikawasan ini.
Tetapi sangat disayangkan dengan banyak pengunjung yang masih tidak peduli dengan lingkungan, sampah sering terlihat berserakan sembarang. Perihal sampah bukan hanya pihak pengelola dan pegawainya yang menyelesaikan tetapi sampah adalah musuh kita bersama, kita tidak dapat menggunakan hutan sebagai tempat sampah, kita harus ikut andil dan bersinambung dalam melakukan konservasi. Bukan fasilitas yang kurang tetapi kesadaran kita yang kurang perihal itu, tidak dihutan saja kita mengaplikasikan itu tetapi dikota pun kita harus tetap melaksanakannya. Jaga Alam untuk masa depan.
13 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H