Mohon tunggu...
Muhammad Rudi Rumengan
Muhammad Rudi Rumengan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selalu belajar dan memperluas wawasan terutama dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik. Sangat tertarik dalam bidang corporate sosial responsibility dan masalah kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ide Gila Namun Mulia

16 Juli 2011   07:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Melanjutkan komitmen saya untuk terus berusaha mengasah kemampuan dalam menulis, kali ini saya akan menuangkan “ide gila” namun saya anggap mulia, ke dalam tulisan. Ide ini sebenarnya telah lama mengisi memori diotak dan selalu muncul untuk mengingatkan kembali. Angan-angan ini berawal dari realita kehidupan masyarakat di negara tercinta ini yang masih banyak memprihatinkan. Selanjutnya, kuliah saya yang banyak bersentuhan dengan isu-isu sosial, juga turut berkontribusi mendorong lahirnya ide ini. Ketertarikan akan masalah-masalah sosial dan background aktivitas saya waktu semasa kuliah S1 di Makassar, sedikit banyak turut berkontribusi. Akumulasi ini yang saya sebut “kepekaan sosial”.

Idenya adalah, Gerakan Sepuluh Ribu untuk Anak Indonesia (GeSeR tuk AIn), yaitu pengumpulan dana sebesar Rp. 10.000 dari individu yang punya kepekaan sosial terhadap permasalahan fundamental yang dihadapi oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Dana yang terkumpul akan disalurkan untuk mengatasi masalah sosial yang fundamental; yaitu masalah pendidikan. Hasil dari pengumpulan dana tersebut akan diumumkan ke publik dan pengelolaan serta penyalurannya akan diaudit.

Pertanyaannya kemudian adalah; atas dasar apa? peluangnya? bagaimana caranya? dan bagaimana pertanggungjawabanya?

Pertama, dasarnya adalah keprihatinan terhadap fakta bahwa sebagian anak-anak bangsa ini tidak memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan kesempatan bersekolah maupun sarana dan fasilitas yang layak,terutama mereka yang tinggal didaerah terpencil dan perbatasan Indonesia. Banyak anak-anak di daerah yang tidak memiliki kesempatan bersekolah atau bersekolah dengan fasilitas seadanya. Data dari Metro TV 2010, beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulsel adalah urutan 1 sampai 4 provinsi dengan angka tertinggi untuk anak tidak sekolah.

Peluangnya, mari kita hitung dengan sederhana saja. Data BPS tahun 2010 dari sekitar 240juta jiwa penduduk Indonesia sekitar 13% berada dibawah garis kemiskinan atau sekitar 31 juta orang. Saya perkirakan diluar anak 0-12 tahun dan orangtua diatas 55tahun, masih ada sekitar 90 juta usia antara 12-55 (asumsi saya yang bisa turut menyumbang, diluar kategori tadi masih bisa turut berkontribusi). Dari 90juta kita perkirakan yang memppunyai kepekaan sosial dan mau berkontribusi sebesar 2 % saja berarti 1.8juta jiwa. 1.800.00 x Rp. 10.000 = 18.000.000.000. 18 Milyar ! ! !....

Caranya, GeSeR tuk AIn dilakukan dengan cara mengumpulkan dana sebesar Rp. 10.000 dari setiap individu yang mau berkontribusi memberikan kesempatan kepada tunas bangsa ini. Aksi ini bisa dijalankan oleh satu atau gabungan beberapa lembaga sosial, bisa yayasan atau LSM. Teknisnya, dengan izin dari pemerintah dan lembaga terkait, lembaga tersebut dapat bekerjasama dengan sekolah-sekolah, universitas, perusahaan-perusahaan, dan instansi-instansi yang kira-kira dapat berkontribusi. Individu mulai dari anak-anak sampai orang tua, dari pejabat, pegawai, bahkan ibu rumah tangga dapat mengambil peran dalam membantu aksi ini. Dapat juga dilakukan membuka rekening khusus untuk menampung dana bagi mereka yang lebih suka mentransfer atau mengirim uang sumbangannya.

Saya rasa, banyak orang yang dapat berkontribusi dalam aksi ini dengan jumlah uang yang relatif kecil ( Rp. 10.000). Anak-anak sekolah dan mahasiswa bisa menyisihkan uang jajan, ibu rumah tangga bisa menyisihkan sedikit uang belanja, pegawai bisa menyisihkan sedikit dari gaji mereka. Banyak cara yang bisa dilakukan, tergantung dari kemauan dan niat ikhlas untuk membantu.

Untuk pengelolaan dan pertanggungjawaban, dana yang terkumpul akan diumumkan dan akan digunakan untuk membantu anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah anak dan yang berhenti sekolah karena alasan finansial, memberi bantuan sarana dan prasarana bagi sekolah di daerah terpencil dan di perbatasan serta pulau-pulau terluar Indonesia. Untuk pertanggungjawaban, penggunaan dana tersebut dilaporkan dan diaudit oleh pihak ketiga yang independen untuk melihat akuntabilitas dan transparansi penggunaannya. Setelah diaudit, laporan tersebut diumumkan agar semua masyarakat terutama yang turut menyumbang, mengetahui penggunaan dana tersebut sesuai peruntukannya.

Harus diakui bahwa bercerita atau mengeluarkan ide memang lebih mudah dibanding implementasinya. Tidak mudah memang, terutama untuk meyakinkan masyarakat bahwa dana tersebut benar-benar akan digunakan untuk tujuan sosial. Untuk memberi secercah cahaya bagi anak-anak kurang mampu yang sangat mendambakan rasanya bersekolah.

Hmmm, ide gila ini memang kelihatannya sulit, tapi saya yakin aksi ini bisa dilakukan. Bisa atau tidak tergantung dari usaha untuk mewujudkannya. Prinsipnya, jika kita mencoba ada dua kemungkinan hasil; berhasil atau gagal, jika kita tidak mencoba maka hanya satu hasilnya, yaitu GAGAL. Saya sangat yakin diluar sana masih banyak orang-orang yang memiliki kepekaan sosial dan akan mau serta ikhlas menyisihkan uang Rp. 10.000 untuk turut membantu membuat anak-anak Indonesia tersenyum dan menggapai mimpinya.

NB : tulisan ini saya selesaikan saat duduk sendiri di KFC dengan ditemani Mocca Float dan Moulten Cake dengan harga Rp. 10.000. Jika aksi sosial ini sudah berjalan sebelum saya menulis ide ini, maka saya akan memilih untuk tidak nongkrong disini dan akan menyumbangkan dana Rp. 10.000 tersebut. Bagaimana dengan anda ? ? ?

Jakarta, 03 Juli 2011.

Muhammad Rudi Rumengan

…berusaha menuangkan ide dan buah pikiran ke dalam tulisan…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun