Mohon tunggu...
Maritza Karenina
Maritza Karenina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya memiliki hobi berolahraga dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi: Novel "Perahu Kertas"

13 Desember 2023   01:41 Diperbarui: 13 Desember 2023   01:49 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kugy mulai menyibukkan dirinya dengan menjadi guru sukarelawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di Sakola Alit ini, ia mendapatkan inspirasi untuk menulis dongeng yang berjudul " Jenderal Pilik dan Pasukan Alit. ". Cerita itu ia tulis yang nantinya akan diberikan kepada Keenan. 

Kemudian, hubungan Keenan dan Wanda berjalan baik-baik saja menjadi kandas karena terdapat konflik yang bisa dibilang besar. Akhirnya Keenan memutuskan untuk pergi ke Bali dan bertemu dengan Pak Wayan. Beliau merupakan seniman terkenal di Bali. Keenan bangkit dari keterpurukannya karena cinta dengan bantuan ponakan Pak Wayan yang bernama Ludhe Laksmi. 

Setelah lulus kuliah, tak lama kemudian kugy bekerja sebagai copywriter di sebuah biro iklan di Jakarta. Ia bertemu dengan Remi, atasan serta sahabat kakaknya. Keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk memulai hubungan. Di sisi lain, Keenan tidak bisa terlalu lama untuk tinggal di Bali dengan kondisi kesehatan sang ayah yang semakin memburuk. Keenan terpaksa pulang ke Jakarta dan memimpin perusahaan keluarganya. 

Ternyata hubungan antara Kugy dan Remi, Keenan dan Laksmi, tidak berjalan lama dan pada akhirnya kedua pasangan ini memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Pertemuan Keenan dan Kugy tidak dapat dihindarkan, keempat sahabat itu bertemu kembali dengan kondisi yang sudah berbeda. Kisah percintaan dan persahabatan mereka kembali diuji.

Kelebihan

Novel ini memiliki cerita yang menarik tentang persahabatan, percintaan, dan cita-cita. Cerita yang ia buat dapat menyentuh hati para pembaca. Dee Lestari juga menggunakan bahasa yang indah. Banyak pembaca menikmati cerita yang ia sampaikan.  

Kekurangan

Novel ini memiliki jumlah halaman yang tergolong banyak  dan penjabaran cerita yang terlalu monoton yang dapat menimbulkan kurang tertarik untuk membaca lagi dan meninbulkan kebosanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun