Abstrak
Salah satu nilai dalam Bela Negara adalah Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Bangsa yang mempunyai tugas penting dalam menjaga independensi negara di era modern kini. Jika dilihat dalam kacamata Hubungan Internasional, salah satu bentuk penerapannya adalah melalui metode diplomasi soft power. Metode ini digunakan untuk lebih mempublikasikan nilai-nilai perdamaian, keharmonisan, dan kebinekaan di lingkup global dengan menjadikan Pancasila sebagai prinsip utamanya. Tulisan ini menelaah bagaimana nilai-nilai tersebut diakomodasikan ke dalam skema diplomasi soft power Indonesia yang berfokus pada aspek  pendidikan, budaya, dan kerja sama atau kolaborasi internasional. Melalui kerangka analisis yang komprehensif terhadap peran Pancasila yang mendukung prinsip kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif, tulisan ini membuktikan bahwa strategi dengan basis nilai nasional dapat memperkukuh posisi Indonesia di kancah internasional sekaligus memperkuat dan menjaga identitas bangsa. Pengoptimalan dan Peningkatan representasi positif terhadap Indonesia dan memaksimalkan kontribusi terhadap keseimbangan global merupakan dampak yang diharapkan dari upaya-upaya yang akan dijabarkan lebih lengkap di dalam tulisan ini.
Kata Kunci: Bela Negara, Diplomasi, Pancasila, Soft Power.
Pendahuluan
Bela Negara dapat diproyeksikan sebagai suatu semangat berani berkorban demi tanah air dan bangsa, baik mengorbankan harta atau nyawa demi menjaga kesatuan negara Republik Indonesia. Upaya bela negara bagi warga negara Indonesia didasarkan oleh kuatnya rasa cinta terhadap tanah air, tertanamnya rasa akan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dengan berpegang teguh pada keyakinan Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan hukum negara. Di dalam Undang-Undang Dasar 1045 telah tercantum tentang kewajiban bagi setiap warga negara dalam menjalakan bela negara. Semakin berkembangnya zaman terutama di era globalisasi seperti saat ini, tantangan atau hambatan yang dihadapi oleh negara-negara tidak hanya terbatas pada ancaman militer, melainkan semakin berkembang menjadi ancaman ideolog, ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya. Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman budaya dan latar belakang yang sangat kaya, harus memiliki cara strategis untuk menjaga persatuan dan kedaulatannya. Pada kondisi ini, Pancasila mempunyai peran yang esensial sebagai ideologi dan alat pemersatu bangsa dalam menanggapi tantangan yang semakin berkembang serta dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk semakin mempromosikan citra positif di kancah internasional.
Meningkatnya kompetisi global, semakin merebaknya impresi ideologi asing, dan tidak terkontrolnya gelombang informasi menjadi ancaman baru bagi ketahanan nasional Indonesia. Indonesia memerlukan strategi yang cermat dan efektif untuk mengamankan posisinya di kancah internasional. Hal ini disebabkan oleh maraknya timbul konflik antar negara, baik dalam sektor ekonomi maupun politik dalam memperjuangkan masing-masing kepentingan nasional negaranya. Situasi seperti inilah nilai-nilai bela negara memiliki andil penting, salah satunya yaitu Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Bangsa. Tidak hanya sebagai salah satu bentuk dari identitas nasional, melainkan juga sebagai asas dalam menciptakan lingkungan internasional yang damai dan stabil.
Indonesia dapat menggunakan pendekatan diplomasi soft power dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila secara global. Soft power diplomacy memberikan peluang bagi Indonesia dalam memperbesar pengaruhnya di kancah global tanpa melibatkan armada militer secara langsung, tetapi menggunakan nilai-nilai sosial atau budaya. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menggunakan andil strategisnya dalam menjaga perdamaian dan keharmonisan dunia. Selain itu, hal ini juga sekaligus memperkukuh identitas nasional Indonesia diantara maraknya tantangan global yang semakin rumit.
Nilai Bela Negara: Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
Salah satu nilai bela negara, yaitu nilai Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Bangsa berfokus pada esensi pentingnya menjaga komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar Pancasila di berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada kerangka hubungan internasional, nilai ini dijadikan sebagai dasar fundamental di setiap kebijakan luar negeri Indonesia yang diterbitkan dan diimplementasikan agar tidak berseberangan dengan kepentingan dan identitas nasionalnya. Beberapa nilai Pancasila contohnya seperti kemanusiaan yang adil dan beradab serta persatuan Indonesia, dapat dijadikan sebagai kaidah dalam menghadapi kompleksitas dan dinamika global yang sering memprioritaskan kepentingan politik dan kekuasaan.
Implementasi Konkret Diplomasi Soft Power Berbasis Pancasila
- Diplomasi Budaya
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang dapat dijadikan sebagai kekuatan utama pada strategi diplomasi soft power. Beberapa agenda seperti Wonderful Indonesia digunakan untuk lebih mempromosikan sektor pariwisata Indonesia yang menggunakan basis nilai-nilai Pancasila dan budaya, seperti toleransi dan solidaritas kepada masyarakat internasional. Selain itu, Â Indonesia juga memiliki seni tradisional seperti wayang kulit, pakaian tradisional, tarian daerah, dan kuliner khas Indonesia yang dapat dimanfaatkan sarana penting untuk lebih mengenalkan nilai-nilai Pancasila ke global.
- Pendidikan Internasional
Pada sektor pendidikan, Pemerintah Indonesia membuka peluang kepada para pelajar asing untuk mempelajari budaya dan bahasa Indonesia dengan menyediakan berbagai beasiswa seperti Darmasiswa, Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dan Indonesian Arts and Culture Scholarship (IACS), Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI). Program beasiswa ini tentu disesuaikan dengan kebutuhan pelajar asing yang digunakan Indonesia sebagai alat soft power diplomacy sehingga dapat mencetak lulusan dari berbagai negara yang memiliki wawasan terkait Indonesia secara lebih mendalam.
- Kerja Sama Multilateral
Melalui kerja sama bilateral dan multilateral seperti ASEAN, G20, APEC, dan PBB, Indonesia aktif menunjukkan komitmennya terhadap Pancasila melalui skema mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, musyawarah, serta keamanan dan perdamaian. Poin ini dapat dilihat bagaimana Indonesia sangat aktif memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari kependudukan Israel yang telah menghilangkan puluhan ribu nyawa rakyat Palestina sebagai bentuk implementasi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial. Contoh lainnya, seperti peran Indonesia sebagai mediator dan penyedia advokasi dari konflik yang terjadi di kawasan Asia Tenggara yang juga merefleksikan prinsip kemanusiaan dan persatuan.
Dampak yang Diharapkan dari Implementasi Konkret Diplomasi Soft Power
Implementasi diplomasi soft power yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan memiliki pengaruh yang substansial dalam beberapa hal, diantaranya Lebih memperkuat citra positif Indonesia sebagai negara yang stabil dan inklusif di sudut pandang internasional; Berkembangnya berbagai jenis kerja sama internasional baik di bidang ekonomi, politik, sosial, lingkungan dan budaya dengan landasan nilai global Pancasila; Diplomasi soft power dapat lebih menanamkan rasa kebanggaan nasional di seluruh kalangan masyarakat Indonesia agar dapat memperkuat afinitas sosial domestik; Indonesia dapat dijadikan sebagai contoh negara yang berhasil dalam memelihara identitas nasional sekaligus berkontribusi nyata terhadap keamanan dan perdamaian dunia.
Penutup
Pancasila tidak hanya berperan sebagai ideologi negara, melainkan juga sebagai pedoman dan tuntunan dalam menciptakan lingkungan yang stabil dan harmonis pada hubungan internasional. Menjadikan Pancasila sebagai landasan fundamental pada penerapan diplomasi soft power, Indonesia dapat memainkan peran vital pada upaya memelihara kestabilan global, mempromosikan nilai-nilai esensial Pancasila sekaligus memperkuat citra positif bangsa. Tentu, Pancasila memberikan pedoman yang jelas untuk Indonesia dengan berpegang teguh pada niali-nilai kemanusiaan, perdamaian dan keamanan, serta keadilan sosial, dalam menghadapi kompleksitas persaingan kepentingan. Melalui bidang keilmuan, terutama di bidang Hubungan Internasional, berbagai inovasi baru terus berkembang untuk keperluan implementasi nilai bela negara secara berkaitan dan substansial.
Bela Negara G130
Dosen Pengampu: Muchammad Chasif Ascha, S. Sos., M. Si.
                    Prihandono Wibowo. S. Hub. Int., M. Hub. Int.
Referensi
Firdaus, A., Chandra, M. P., & Sastrawijaya, A. (2024). Implementasi Nilai Pancasila Dalam Diplomasi Publik Melalui Festival Budaya Internasional. Implementasi Nilai Pancasila Dalam Diplomasi Publik Melalui Festival Budaya Internasional, 4(4), 4133-4146. Diambil kembali dari https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/13560/9017/22507
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. (2018, Agustus 28). BENTUK DAN WUJUD PENERAPAN SIKAP DAN PERILAKU BELA NEGARA. Diambil kembali dari https://www.kemhan.go.id/pothan/2018/08/28/bentuk-dan-wujud-penerapan-sikap-dan-perilaku-bela-negara.html
Lukum, R. (n.d.). PERAN IDIOLOGI PANCASILA DALAM KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA SEBAGAI SOLUSI MENGHADAPI PENGARUH GLOBALISAS, 2-20. Retrieved from https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/76/peran-idiologi-pancasila-dalam-kebijakan-politik-luar-negeri-indonesia-sebagai-solusi-menghadapi-pengaruh-globalisasi.pdf
Soesilowati, S. (2017, Desember 14). Diplomasi Soft Power Indonesia melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan. Diplomasi Soft Power Indonesia melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan, 9(2), 294-206. Diambil kembali dari https://e-journal.unair.ac.id/JGS/article/view/6915
Syarif, M. (2024, Januari 12). Diplomasi Berbasis Nilai Pancasila Banyak Diapresiasi Dunia. Diambil kembali dari https://www.neraca.co.id/article/192542/diplomasi-berbasis-nilai-pancasila-banyak-diapresiasi-dunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H