Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Langkah Pertama

19 Januari 2023   10:43 Diperbarui: 19 Januari 2023   10:55 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walhasil sampai hari ini cita-cita menjadi pengusaha di umur 36 tahun sudah terkubur dengan waktu dan mereorientasi ulang dengan harapan akan pencapaian-pencapaian yang diinginkan lainnya. Saya anggap ini bagian episode hidup yang harus dijalani karena tidak berani melangkah menuju cita-cita semula. Padahal seandainya melangkah bisa saja saya gagal, ataupun sukses menjadi seorang usahawan.

Mungkin perbandingan dari kedua cerita diatas yaitu  tentang keberhasilan bermain sepatu roda, dan kegagalan menjadi pengusaha di usia 36 tahun  tidak terlalu setara atau apple to apple. Namun poinnya selalu sama, kita berbicara tentang "Langkah Pertama" yang selalu berat dijalankan dan seringkali tidak satupun Langkah yang terjadi. "Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah" begitu kata Lao Tse, seorang filosof Cina yang mashyur. Dan kunci dari perjalanan mencapai tujuan adalah langkah pertama.

Jadi nasehat saya untuk diri sendiri dan orang lain, apabila kita punya niat baik, apa yang menjadi keinginan atau cita-cita kita adalah sesuatu yang baik,benar, terhormat, mulia maka segera melangkahlah sebelum kegelisahan, kebimbangan, ketakutan, dan kemalasan datang menjelang. Gagal itu biasa, namun saat sudah melangkah kita akan punya seribu cara untuk bangkit dari kegagalan.

Saya contohkan beratnya langkah pertama. Sholat berjamaah di Masjid menjadi suatu keutamaan bagi seorang muslim apalagi sholat Subuh. Seringkali ketika panggilan adzan berlangsung, kita malas bergerak, lebih suka di kasur di bawah selimut. Sekali kita melangkah turun dari tempat tidur, mengambil air membasuh muka dan berwudlu, seketika kita sudah memecahkan beratnya langkah pertama. 

Selanjutnya langkah berikutnya menuju ke Masjid baik naik motor, mobil atau berjalan kaki menjadi lebih mudah.

Hidup dan kehidupan kita selalu dipenuhi oleh harapan, keinginan, cita-cita dan tujuan hidup itu sendiri. Semuanya bisa dicapai mungkin dengan puluhan, ratusan, ribuan, bahkan jutaan langkah. Tapi semuanya hanya akan terjadi ketika manusia berani "melangkahkan kaki" seberat apapun itu. Beranikah kita melangkah?

MRR, Jkt-19/01/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun