Bagi umat muslim, masjid adalah menjadi pusat berkumpulnya manusia-manusia tanpa memandang ras, maupun asalnya. Minimal lima kali dalam sehari masjid akan menjadi titik kumpul dari kaum muslim guna menjalankan ibadah sholat berjamaah, subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Mengapa masjid menjadi titik kumpul bagi umat muslim? Hal ini dikarenakan adanya ajaran bagi muslim untuk menjalankan solat berjamaah.
"Salat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian." (HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650)
"Ada seorang buta menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berkata, "Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid. Apakah ada keringanan bagiku untuk salat di rumah? Maka Rasulullah pun bertanya kepadanya, "Apakah engkau mendengar panggilan shalat (azan)?". Laki-laki itu menjawab, "Ya". Beliau bersabda, "Kalau begitu penuhilah panggilan tersebut (hadiri salat berjamaah)" (HR. Muslim no. 653).
Jadi sudah menjadi sangat jelas bahwa semestinya masjid menjadi melting point bagi segenap kaum muslim. Pangkat, jabatan, kedudukan sejenak ditinggalkan ketika seorang muslim memasuki masjid dan bersimpuh sujud memuja sang Pencipta. Semua orang menjadi sama kedudukannya ketika menjalankan ibadah solat berjamaah di dalam masjid.
Masjid menjadi media penyatuan umat, untuk saling mengenal dan bersilaturahmi satu sama lain. Menelisik kesibukan kaum muslim yang sangat beragam, mengumpulkan dan menyatukan mereka dalam suatu waktu bukan pekerjaan mudah. Namun tanpa disadari, masjid telah mengambil peranan penting dalam isu tersebut, melalui penyelenggaraan salat berjamaah lima waktu.
Menyatukan bukan Mencerai-beraikan
Kalau kita tarik garis kesimpulan, maka masjid menjadi media yang efektif untuk mengumpulkan, menyatukan, dan membuat sesama muslim saling mengenal satu sama lain. Pada titik ini mestinya kalau ada tempat tersejuk dan ternyaman di bumi, maka jawabannya adalah masjid.
Mengapa? Karena dalam masjid tidak memandang pangkat dan jabatan. Masjid berbicara persatuan, silaturahmi dan kondisi sosio kemasyarakatan umat. Bingkainya jelas, persaudaraan dan persatuan.
Pun demikian kadang kala terjadi masjid menjadi awal mula permusuhan di antara umat muslim. Sering terjadi perbedaan masalah fikih, tata cara peribadahan, dan materi pengajian yang membuat terjadinya gesekan.
Pernah pula terjadi keributan karena rebutan menjadi imam salat fardu. Â Padahal hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari menyatakan:
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Para imam salat memimpin kalian. Maka jika dia benar, mereka mendapat pahala dan kalian juga mendapatkan bagian pahalanya. Namun bila dia salah kalian tetap mendapatkan pahala dan mereka mendapatkan dosa"
Kalau orang memahami hadis di atas, tentu mereka akan berpikir ulang untuk berebut menjadi imam masjid.