Hari masih pagi ketika saya sedang memarkirkan mobil di lantai dua gedung parkir kantor beberapa bulan lalu. Tiba-tiba terdengar bunyi "brakkk....", seketika saya menghentikan laju mundur mobil.Â
Beberapa saat kemudian mobil saya jalankan maju sedikit agar memberi ruang antara bagasi belakang dengan dinding gedung parkir yang tepat berada di belakang mobil.
Setelah mesin saya matikan dan mobil telah terparkir dengan benar, saya turun dan bergegas menuju bagian belakang mobil. Ternyata benar dugaan saya jika mobil tersebut baru mencium dinding parkiran.Â
Hal ini terlihat dari bumper belakang mobil yang agak penyok dan tergores. Jadi karena dinding mengenai bumper terlebih dahulu, maka secara otomatis saya langsung menghentikan laju kendaraan dan hal ini mencegah dari terjadinya kerusakan yang lebih parah.
Tidak hanya bumper belakang, seringkali pula bumper depan menjadi penyelamat kita dari kerusakan yang lebih parah akibat benturan. Tiap mobil memiliki dua buah bumper, depan dan belakang.Â
Bumper pertama kali diciptakan untuk melindungi komponen kendaraan lain dengan menghamburkan energi kinetik yang dihasilkan oleh dampak benturan atau tabrakan.
Bumper tidak hanya berfungsi sebagai estetika saja, namun ternyata utamanya sebagai keamanan. Jadi kalau terjadi benturan atau tabrakan, maka bumper yang berfungsi sebagai peredam dan akan mengalami kerusakan terlebih dahulu dibandingkan bagian kendaraaan lainnya.Â
Kerusakan yang dialami bumper bisa jadi sangat parah ketika terjadi benturan, namun akan menyelematkan bagian-bagian lainnya dan termasuk penumpang di kendaraan tersebut.
Peran sebagai bumper ternyata tidak hanya ada di kendaraan (mobil), namun di kehidupan sehari-hari juga sering kita temui, entah dalam relasi atasan bawahan, pertemanan, saudara maupun bentuk relasi lainnya termasuk suami istri.Â
Seorang teman pernah berkata, "Seorang Bos akan mengangkat orang kepercayaan, anak buah, atau bahkan penggantinya dengan syarat orang tersbut nantinya akan bisa mengamankan diri dan kepentingan si Bos tersebut".Â
Dengan kata lain si orang kepercayaan, anak buah, atau calon penggantinya harus siap menjadi bumper bagi si Bos, menjaganya dari bahaya dari depan maupun belakang.