Pun pada akhirnya ketika kita mengalami kegagalan dan terpuruk dalam kehidupan, maka jangan pula kaget ketika orang-orang pergi menjauh dan pura-pura tidak kenal.Â
Pada titik ini kita akan dianggap sebagai sumber penyakit yang pantas untuk dijauhi, dan ini wajar terjadi, jadi terima saja dengan ikhlas. Kan tidak ada (jarang sekali) orang yang mau menikmati kegagalan bersama-sama, beda dengan kesuksesan. Jadi kegagalan akan menjadi milik dan dinikmati kita sendiri.
Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah ditanya, "Berapa orangkah sahabat sejatimu?" Jawab beliau, "Aku tidak tahu. Tungguhlah nanti ketika aku sedang kesulitan, lalu lihatlah berapa orang yang masih setia membersamaiku. Itulah sahabat sejatiku."
Jadi saat sukses atau gagal kita harus pandai-pandai bersyukur. Saat sukses kita bisa menjadikannya sebagai ladang amal dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Saat gagal kita akan mengetahui mana yang menjadi sahabat sejati.
MRR, Bks-05/11/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H