Sulit membayangkan jika seandainya Muhammad SAW bukan seorang yang jujur dan dipercaya banyak orang pada 16 abad yang lampau. Beliau dikenal sebagai orang yang amanah, jujur, dan dapat dipercaya, jauh sebelum wahyu pertama diterimanya. Karena kejujurannya maka gelar Al Amin disematkan padanya oleh penduduk Mekah.
Dengan bekal kepercayaan penduduk padanya, ternyata Nabi Muhammad SAW tidak pula serta merta dapat membuat penduduk Mekah langsung beriman pada risalah Islam yang diajarkan dan meninggalkan berhala-berhala mereka. Nabi bahkan harus berhijrah ke Madinah untuk menghindari tekanan yang berlebihan dari para warga Mekah. Meskipun warga Mekah percaya bahwa Muhammad adalah orang yang jujur dan tidak ada yang menyangkalnya, namun urusan keimanan tampaknya tidak semudah urusan duniawi dan perdagangan. Hanya Allah lah yang membolak-balik kan hati dan memasukan hidayah pada setiap manusia sehingga membuat dakwah nabi berlangsung sampai puluhan tahun.
Dipercaya musuh karena kejujurannya adalah tingkat kepercayaan tertinggi diantara manusia. Semua orang percaya pada ucapan Muhammad SAW, tapi saat beliau menyampaikan Wahyu penduduk Mekah menolaknya. Tapi untuk urusan yang lain mereka tetap mempercayai Muhammad.SAW. Jikalau beliau Muhammad SAW bukan orang yang jujur, tentu tak ada orang yang akan mengikuti risalah yang diajarkannya.
Pelajaran yang perlu diambil adalah kepercayaan haruslah dipunyai oleh seorang pemimpin ketika menjalankan perannya. Presiden, gubernur, bupati, RW, RT, sampai kepala rumah tangga harus memiliki kepercayaan dari rakyatnya hingga anggota keluarganya. Bagaimana kepercayaan diperoleh? Jawabnya adalah dengan berperilaku jujur dalam keseharian sehingga orang lain tidak ragu dengan yang kita ucapkan, arahkan dan perintahkan.
Saat Muhammad SAW sudah menjadi pemimpin umat, maka segala putusan beliau atas permasalahan umat adalah merupakan hukum yang wajib dijalankan. Apakah ada orang yang protes dan mendebatnya? Tidak, karena umat yakin akan diri Nabi dan kejujurannya, sehingga umat menaruh kepercayaan 100% padanya.
Membangun kepercayaan dimulai dari kejujuran, syarat ini yang harus dipenuhi jika kita menjalankan peran sebagai pemimpin. Saat pemimpin menyampaikan visi misi, dan peraturan yang dibuatnya, tentu rakyat dan anggota organisasinya akan dengan baik menerima dan ikhlas menjalankannya tanpa ada perdebatan, pergolakan, demo. Tanpa ada kepercayaan apakah mungkin seorang  pemimpin bisa efektif dalam menjalankan perannya?
Menauladani nabi ketika memperingati kelahirannya akan membawa kita untuk selalu berperilaku jujur, bukan menjadi seorang pembohong. Menjadi seorang yang jujur saja tidak menjamin hidup kita mudah dan lantas orang menjadi percaya, apalagi menjadi pembohong. Pun demikian bagi seorang manusia nilai kejujuran adalah nilai kenabian yang semestinya dimiliki semua  orang yang kadarnya harus meningkat dari waktu ke waktu.
Kejujuran akan melahirkan kepercayaan, sementara kepercayaan wajib dimiliki oleh para pemimpin dan mereka para wakil rakyat ketika berbicara dalam konteks negara. Undang-undang dan peraturan sebaik apapun tanpa kepercayaan rakyat hanya akan menimbulkan kecurigaan dan syak wasangka. Maka marilah kita berusaha jujur agar layak dipercaya dalam hidup ini. Semoga anda percaya dengan tulisan saya, meskipun terkadang saya berbohong dan tidak jujur, dan beberapa orang tahu hal itu.
MRR, Pbg-29/10/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H