Seringkali sebelum bepergian ke luar kota entah untuk urusan berlibur atau bekerja saya mencari-cari referensi tentang penginapan, tempat wisata atau spot yang instagramable, dan warung makan atau makanan yang wajib dicoba.
Mengapa hal itu (mencari referensi) saya lakukan? Tidak setiap hari, minggu, atau bulan saya akan kembali ke tempat tersebut. Mungkin juga saya hanya punya kesempatan sekali seumur hidup, oleh karenanya momen tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Untuk mencari rekomendasi yang diperlukan biasanya ada dua cara yang dilakukan. Pertama mencari informasi di internet tentang tempat yang dituju, penginapan yang enak, wisata yang unik, dan makanan khasnya yang patut dicoba.
Ketika kita ketik kata-kata kunci di atas maka akan muncul banyak tautan yang kemudian bisa dieksplore satu persatu.
Lihat dari review yang ditulis, berapa skornya atau bintangnya. Berdasarkan hasil review orang-orang yang pernah datang ke tempat tersebut maka akan kita dapatkan ratingnya yang bisa menjadi acuan.
Cara kedua dengan menanyakan langsung kepada teman dan kenalan yang pernah berkunjung atau bahkan tinggal di daerah yang akan kita tuju. Pun demikian kita harus kenal betul dengan teman yang kita mintakan referensi.
Jangan sampai minta referensi sate kambing yang enak pada teman yang seorang vegetarian meskipun dia tinggal di daerah tujuan, kira-kira begitu analoginya. Jadi harus dipastikan bahwa orang yang kita mintakan referensi adalah orang yang tepat dan layak dipercaya.
Untuk urusan berlibur atau kunjungan saja kita memerlukan referensi atau rekomendasi, apalagi untuk urusan pekerjaan yang dampaknya lebih besar daripada liburan jika terjadi kegagalan.
Maka menjadi tidak heran dalam tender atau lelang pekerjaan biasa dipersyaratkan pengalaman pekerjaan beserta surat keterangan penyelesaiannya bagi para calon peserta.
Dengan referensi pengalaman pekerjaan, setidaknya pemberi pekerjaan akan merasa yakin dan nyaman bahwa pemenang tender bisa menyelesaikan pekerjaan yang ditenderkan.
Seringkali pula kita mencari karyawan, tukang bangunan, supplier, tukang jahit dan masih banyak lainnya dengan menggunakan referensi teman.
Minimal dengan referensi dari teman yang kita percaya cukup untuk menghilangkan keraguan dan memantapkan pilihan akan langah yang diambil ke depan. Itulah gunanya referensi dari teman akan rekam jejak tentang berbagai hal.
Bahkan kalau lihat film-film tentang kelompok pencuri seperti dalam sekuel Ocean's Eleven, Ocean's Twelve, Ocean's Thirteen, maupun Ocean's 8, urusan referensi dan rekam jejak masing-masing anggotanya sangat betul-betul diperhatikan.
Masing-masing anggota kelompok pencuri punya keahlian masing-masing, ada yang bertindak sebagai leader sekaligus perancang utama kegiatan dan strategi, ada yang berperan sebagai ahli IT.
Ada yang khusus sebagai pembuka brankas, ada yang spesialis pengecoh perhatian sembari menjadi pencari informasi, serta peran lain yang dibutuhkan dalam kegiatan pencurian. Bagaimana orang-orang ini bisa berkumpul menjadi sebuah kelompok pencuri handal?
Si leader, Danny Ocean (dibintangi Goerge Clooney) yang merekrut anggota tim dengan keahliannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan atau rencana pencurian. Si Leader ini mencari orang-orang yang dapat dipercaya dengan rekomendasi dari teman-temannya.
Dan faktanya dalam dunia kejahatan di luar film pun apabila kelompok penjahat beraksi, merekapun akan memilih anggota tim yang bisa dipercaya dan tidak akan berkhianat satu sama lain. Jadi dunia kejahatan pun mengenal istilah rekam jejak bagi para pelakunya sebelum bergabung dalam satu kelompok.
Kalau kita lihat dari tulisan di atas, dari mulai urusan berlibur, pekerjaan, sampai urusan pencurian ternyata memerlukan referensi dan rekomendasi dari orang lain.
Kalau kita tengok lebih dalam, ternyata orang yang dimintakan referensi dan rekomendasi adalah orang yang kita percaya. Kenapa kita percaya? Ya karena rekam jejaknya membuat dia pantas dipercaya.
Lantas apakah dia akan sembarangan merekomendasikan orang, tempat, makanan, dan hal lainnya pada kita? Tentu tidak jawabnya. Mereka akan merekomendasikan apa/siapa yang menurut mereka bisa dipercaya dalam keseluruhan aspek. Tentu mereka juga melihat rekam jejak dari apa yang mereka rekomendasikan.
Ada siklus lingkaran kepercayaan yang sedang kita bicarakan dalam pola interaksi yang ditulis sebelumnya. Karena kita percaya pada orang maka kita minta rekomendasi padanya.
Dia akan merekomendasiakan sesuatu pada kita selama dia juga percaya bahwa yang direkomendasikannya sesuatu yang baik, oke, bisa diandalkan. Jadi itulah pentingnya rekam jejak dan sikap amanah, yang kemudian membuat lingkaran kepercayaan dalam hidup berjalan.
Susah rasanya mempertahankan kepercayaan tanpa menjaga rekam jejak kita tetap positif. Salah satu caranya adalah dengan tetap bersikap jujur dalam hidup seperti dianjurkan dalam hadits.
"Tinggalkanlah yang meragukanmu dan beralihlah pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa." (HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200)
MRR, Bks-20/10/2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI