Jaman jahiliyah telah berakhir sejenak setelah masuknya islam di jazirah arab. Terminologi jahiliyah berasal dari kata ja-ha-la yang berarti tidak mengetahui atau tidak memiliki ilmu pengetahuan.Â
Sebelum datangnya islam, masyarakat arab banyak menyembah berhala, tidak mengesakan Allah, tidak taat aturan, sehingga secara umum dikatakan bahwa merka hidup di jaman jahiliyah.
Seiring masuknya islam, perlahan-lahan masyarakat arab jahiliyah menjadi mengenal konsep tauhid, aturan-aturan agama yang membuat keteraturan dalam kehidupan sosial.Â
Ketika Rasulullah sudah paripurna dalam menyampaikan risalah islam, maka semenjak saat itu terminologi jahiliyah yang dikaitkan dengan periode masa sebelum masuknya islam tentu semestinya berakhir dengan sempurna juga.
Pun demikian ketika jahiliyah dikaitkan dengan suatu worldview, karakter dan sifat yang ada pada seseorang yang sudah memeluk islam, maka jahiliyah masih ada dan hidup hingga hari ini.
Dari Abu Malik al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Meratapi mayit termasuk tradisi jahiliyah." (HR. Ibn Majah 1648 dan dishahihkan al-Albani)
Dalam riwayat lain, dari Abu Malik radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan,Â
"Ada empat kebiasaan umatku yang itu merupakan tradisi jahiliyah, yang tidak akan mereka tinggalkan: menyombongkan nasab, mencela orang karena nasab, meminta hujan dengan bintang, dan meratap." (HR. Ahmad 9872 & Muslim 2203)
Suatu ketika, karena sangat marah, sahabat Abu Dzar pernah menghina ibunya sahabat Bilal radhiyallahu 'anhuma. Peristiwa inipun dilaporkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau menasehati Abu Dzar,
 "Kamu manusia yang memiliki salah satu karakter jahiliyah." (HR. Bukhari 30)
Maka dapat dikatakan jahiliyah sebagai suatu periode masa atau jaman telah berakhir, namun jahiliyah sebagai suatu karakter, sifat atau pandangan masih akan tetap hidup pada umat muslim hingga akhir jaman.
Untuk itu maka sebagai muslim, penting kiranya bagaimana mengenal perilaku-perilaku jahiliyah yang dilarang oleh syariat islam. Sejatinya islam tidak menolak orang-orang arab jahiliyah dahulu, namun yang islam lawan adalah perilaku dan karakter jahiliyah yang melekat pada diri mereka. Suatu perilaku jahiliyah yang dilakukan oleh seseorang, tidak serta merta menjadi dasar kita memvonisnya sebagai kafir.
Kondisi perilaku di jaman modern seperti rasisme, mencela orang yang bukan golongannya, pluralisme agama, maksiat, judi, zina dan lain-lain bisa dikatakan dengan perilaku jahiliyah yang bertentangan dengan islam.Â
Inilah musuh islam yang harus terus dilawan dan orang yang menjalankan perilaku jahiliyah tersebut merupakan objek yang harus disadarkan terutama apabila dia sesungguhnya seorang muslim.
Ada dua hal menjadi penyebab sesorang berperilaku jahiliyah. Pertama karena minimnya ilmu, hal ini menyebabkan sesorang tidak mengetahui bahwa perilaku, sifatnya merupakan bentuk kejahiliyahan. Perilaku jahiliyah model begini muncul karena adanya kebodohan akan ilmu.Â
Solusi untuk mengatasi problem tersebut tentu saja dengan belajar memperdalam ilmu hingga pengetahuannya meningkat dan bisa membedakan mana yang boleh dan tidak. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dikatakan wajibnya menuntut ilmu bagi seorang muslim,
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas" (HR.Ibnu Majah)
Penyebab kedua perilaku jahiliyah adalah karena seseorang lebih menuruti hawa nafsunya dibanding aturan-aturan Allah meskipun dia berilmu. Manusia model ini sudah tahu ilmu, berpengetahuan (agama), tahu mana yang boleh dan tidak namun masih berperilaku seperti orang jahiliyah.Â
Misalnya seorang itu tahu maksiat, mabuk, judi itu sesuatu hal yang dilarang dan haram hukumnya dalam islam, namun tetap saja dia jalankan di kehidupan sehari-hari. Apakah dia beriman? Ya, dia masih beriman, dia juga berilmu.Â
Namun satu yang kurang dia tidak merepresentasikan iman dan mengamalkan ilmunya sehingga masih berkubang dengan perilaku jahiliyah. Semestinya iman, ilmu dan amal berjalan beriringan dan seimbang sehingga tidak membuka peluang munculnya perilaku jahiliyah.
Penyebab yang kedua ini lebih berat dari penyebab pertama munculnya perilaku jahiliyah dikarenakan sudah adanya ilmu pada pelakunya. Solusi untuk mencegah penyebab kedua ini adalah bergaulah dengan lingkungan dan orang yang baik-baik, kurangi dan kendalikan hawa nafsu serta selalu mengisi hati dengan ilmu-ilmu agama. Semoga kita terhindar dari segenap perilaku jahiliyah yang menyesatkan dan merugikan.
 Â
MRR, Bks-28/10/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H