Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

BJ Habibie, Standar Baru Manusia Indonesia

12 September 2019   10:20 Diperbarui: 12 September 2019   10:28 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jaman tahun 1980  hingga 1990-an, para pelajar SD diwajibkan menghafal nama-nama menteri di setiap periode 5 tahunan orde baru, orang mengenalnya dengan PELITA (Pembangunan Lima Tahun). Guru-guru suka memberikan pertanyaan pada murid-muridnya siapa nama-nama menteri yang sedang menjabat pada saat itu. Tak jarang pula dalam acara cerdas cermat muncul pula pertanyaan siapa nama menteri.

Namun tak ada yang lebih terkenal dan mengakar dalam benak anak-anak pelajar selain nama B.J Habibie. Selama dua puluh tahun (1978-1998) beliau menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi. Hampir seluruh murid hafal nama dan jabatan Habibie di kabinet orde baru. Bukan itu saja, anak-anak di jaman tersebut mengidolakan Habibie sebagai sosok yang pintar dan cerdas.

Nama Habibie juga menjadi senjata ampuh bagi banyak orang tua untuk merayu anaknya agar mau makan. Dahulu orang tua sering mengatakan pada anak-anaknya "ayo makan yang banyak, biar pintar kayak Habibie". Ajaib, saat orang tua selesai mengatakan itu, anak yang tadinya susah makan atau makan berlama-lama dalam mengunyah seketika langsung cepat-cepat menghabiskan makanannya bahkan nambah.

Habibie merupakan simbol sosok manusia Indonesia modern yang menjadi dambaan dan impian jutaan rakyat Indonesia. Kiprahnya dalam perkembangan teknologi Indonesia telah menjadikannya sebagai Bapak Teknologi Indonesia. Pakar penerbangan ini telah mengirim banyak anak-anak pintar Indonesia untuk belajar di luar negeri. Pesawat N250 adalah pesawat pertama buatan Indonesia yang merupakan karya emas Habibie melalui IPTN.

Habibie merupakan kebanggaan rakyat Indonesia dan simbol perlawanan terhadap hegemoni bangsa asing yang dianggap oleh beberapa orang sebagai bangsa yang lebih superior, lebih pintar, lebih baik dan lebih segalanya. Habibie yang begitu dihormati oleh orang-orang barat, orang-orang asing, telah menyadarkan kita bahwa orang Indonesia tidak kalah dari orang-orang eropa, amerika, jepang maupun negara maju lainnya. Rasa inferior terhadap bangsa asing seketika sirna ketika melihat sosok Habibie di kancah pergaulan internasional.

Sebagai simbol perlawanan terhadap hegomeni bangsa asing, Habibie telah menginspirasi ratusan ribu bahkan mungkin jutaan anak bangsa untuk berlomba-lomba mengejar prestasi dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi, penemuan, olahraga, dan berbagai bidang lainnya. Melalui prestasi-prestasi inilah anak-anak bangsa bisa membanggakan dan menempatkan Indonesia sebagai bangsa yang tidak boleh dipandang remeh. Orang menyadari bahwa pengahargaan dari bangsa lain karena kita punya prestasi, pengetahuan dan harga diri. Inilah yang banyak ditularkan oleh Habibie kepada segenap anak negeri.

Maka tidak salah kalau kita ingin menjadikan Habibie sebagai standar baru manusia Indonesia. Manusia Indonesia yang "berotak", mempunyai ilmu pengetahuan dan tindak tanduk yang baik, serta hidupnya penuh dengan nasionalisme. Habibie adalah sosok manusia Pancasila yang mengejawantahkan nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Maka daripada orang-orang meributkan banyaknya jabatan yang dibuka untuk tenaga kerja asing, lebih baik pemerintah menetapkan bahwa standar manusia Indonesia adalah minimal seperti Habibie.

Selamat jalan eyang Habibie, inspirasi dan karyamu akan selalu diingat oleh kami, generasi penerus bangsa Indonesia. Eyang telah meletakkan pondasi dasar akan standar manusia Indonesia yang semestinya menjadi referensi pembangunan sumber daya manusia di republik tercinta ini. Terimakasih telah membuat kami bangsa Indonesia mempunyai rasa percaya diri dan keyakinan bahwa kami mampu berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Semoga amal ibadah eyang diterima Allah SWT, dan ilmu yang ditinggalkan bisa menjadi amal jariyah yang tak pernah putus pahalanya.

MRR, Bks-12/09/2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun