Kita tidak tahu apa motif sesungguhnya dari orang-orang terutama yang sudah menjadi Capim KPK ke depannya ketika berhasil menjadi pimpinan KPK. Namun kita yakini bahwa motif mereka adalah memperkuat KPK dan menggencarkan agenda-agenda pemberantasan korupsi.Â
Sungguhpun demikian standar kita bangsa Indonesia tidak berubah bahwa pimpinan KPK haruslah manusia separuh dewa, tidak bisa ditawar-tawar untuk menjadi nahkoda lembaga superbody (KPK).Â
Alat yang sangat efektif untuk menilai apakah dia manusia separuh dewa atau bukan adalah rekam jejak. Maka pilihlah pimpinan KPK dengan rekam jejak minimal baik kalau tidak bisa dikatakan cemerlang, sebaliknya tolaklah yang bermasalah dengan rekam jejaknya.
Bola ada di tangan Presiden untuk menyerahkan nama-nama Capim KPK kepada DPR. Selanjutnya pemilihan pimpinan KPK akan dilakukan oleh wakil-wakil rakyat. Kalau kemudian rekam jejak tidak diperhatikan oleh Presiden maupun DPR, biarlah nanti waktu yang akan berbicara mengenai nasib pemberantasan korupsi di Indonesia. Sebagai rakyat kita sudah mengingatkan agar penguasa dan wakil rakyat benar-benar melihat dengan serius rekam jejak para calon dewa anti korupsi ini.Â
Di era keterbukaan seperti sekarang melihat rekam jejak para Capim KPK tidaklah sulit bagi masyarakat umum, apalagi bagi Presiden dan DPR yang mempunyai alat dan kuasa. Semoga hanya mereka yang benar-benar layaklah yang akan terpilih menjadi Pimpinan KPK. Kalau ini terjadi, bolehlah kita sedikit lega karena koruptor tidak akan bisa tidur nyenyak.
MRR, Jkt-06/09/2019