Saya katakan bahwa hal ini tidak sesuai dengan prinsip syar'i karena akad jual beli itu harus jelas dan diketahui di awal. Harus ada transparansi dan keadilan saat jual beli dilakukan, bukan saat sudah terjadi transaksi baru diberitahukan ada perubahan harga.
Saya berkata pada kasir bahwa persoalan ini bukan besar kecilnya nilai rupiah, namun lebih pada meluruskan sesuatu yang tidak tepat, sehingga menjadi pelajaran bersama bagaimana menjalankan bisnis yang benar dan tidak merugikan konsumen.Â
Kasir tempat makan tersebut mengiyakan semua kata-kata dan pernyataan saya sembari merevisi bill ya mula-mula mereka berikan. Akhirnya kami membayar sebesar Rp. 65.925,- dari sebelumnya tagihan bill sebesar Rp. 77.625,- sebelum direvisi.
Begitulah menjalankan suatu kegiatan perdagangan haruslah tidak boleh merugikan salah satu pihak. Mungkin sebagian besar orang akan menganggap bahwa nilai selisih yang "cuma" Rp. 11.700 adalah hanya nilai kecil sehingga malas meributkannya. Namun bagi saya tetap harus tetap disampaikan kepada kasir.Â
Pertama, untuk mengingatkan bahwa perbedaan harga tersebut yang dilakukan "sepihak" tanpa pemberitahuan sebelumnya ke konsumen menjadikan transaksi tersebut menjadi tidak sah. Apabila tetap dipaksakan maka bisa saja menjadi rezeki yang tidak berkah bagi pemilik tempat makan tersebut.
Kedua, dengan melakukan protes, maka paling tidak tempat makan tersebut menjadi sadar dan bisa memperbaiki cara menaikkan harga selama masa lebaran. Paling tidak untuk ke depan hal seperti itu tidak terjadi lagi pada konsumen lainnya dan mereka terinformasikan akan perubahan harga tersebut.Â
Menaikkan harga bukan sesuatu yang haram, namun konsumen harus tahu harga perubahan tersebut sebelum transaksi jual beli dilaksanakan.Â
Mudah-mudahan bagi kita yang menjalankan bisnis bisa sama-sama memperhatikan hal tersebut sehingga rezeki yang diterima datang dari cara yang benar. Sebagai sesama manusia kewajiban kita saling mengingatkan, saling nasehat menasehati dalam kebenaran.
MRR, Pbg-01/06/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H