Beberapa waktu lalu ketika berselancar di medsos saya menemukan status seorang teman yang menurut saya tidak biasa. Bunyi statusnya adalah "sukses itu minoritas". Entah mengapa dia membuat status seperti itu dan apa maknanya tidak sempat saya tanyakan padanya.Â
Tapi kalau dari foto yang diunggah si teman tersebut, terlihat bahwa dia ingin menyampaikan bahwa tidak semua orang bahkan hanya sebagian kecil saja orang yang bisa mencapai sukses.
Iseng-iseng saya buka KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) mencari definisi sukses. KBBI menyatakan bahwa definisi sukses adalah berhasil, beruntung. Jadi orang yang berhasil dalam mencapai suatu hal (tentu dengan parameter tertentu) bisa dikategorikan sebagai orang sukses. Memang tidak pernah dikatakan dalam undang-undang apalagi KBBI parameter kesuksesan seorang manusia itu harus seperti apa.
Contoh kesuksesan adalah saat ada 30 orang siswa dalam suatu kelas, maka peringkat 5 terbaik nilai akademik siswa adalah milik 5 siswa dengan nilai akademik teratas. Maka lima orang siswa tersebut bisa dikatakan siswa yang sukses dalam hal akademik dibanding 25 orang siswa lainnya sekaligus menjadi golongan minoritas karena jumlahnya lebih sedikit daripada 25 orang siswa lainnya.
Global Wealth Report yang dibuat oleh Credit Suisse's pernah menyatakan bahwa satu persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional. Jelas sekali bahwa satu persen orang terkaya ini merupakan minoritas dibandingkan dengan sembilan puluh sembilan persen sisanya.Â
Coba bayangkan bahwa semua orang Indonesia mempunyai harta rata-rata 1 triliyun rupiah, maka apakah bisa dibilang adakah orang yang sukses dalam hal kekayaan? Tentu jawabannya tidak, hal ini karena kekayaan yang dipunyai adalah sama kecuali dibandingkan dengan bangsa lain dimana kekayaan warganya rata-rata hanya 100 juta rupiah.
Adanya sukses itu karena adanya yang gagal atau tidak sukses. tsukses ini harus diletakkan sebagai perbandingan antara pencapaian yang satu dengan lainnya. Namun kembali lagi hal itu menurut parameter kesuksesan yang ingin kita capai. Misalnya sukses dalam hal harta maka kategorinya adalah kaya, adanya kaya karena adanya yang biasa dan miskin. Tentu saat ini yang menjadi kaum minoritas adalah yang kaya karena jumlahnya lebih sedikit.
Lha kalau sukses itu hanya diukur dari ukuran kekayaan dan kesuksesan pekerjaan di dunia maka apakah selamanya si miskin masuk kategori tidak sukses? Rasulullah Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sungguh telah beruntung orang yang memeluk Islam, dikaruniai rezeki yang cukup dan Allh menjadikannya bersifat qanaah atas nikmat yang diberikan-Nya kepadanya." [HR. Muslim]
Jadi selama kita masih punya iman, merasa cukup akan rizki yang ada dan menerima dengan penuh keikhlasan akan nikmat yang diberikan Allah maka hal itu merupakan kategori sukses bagi seorang manusia.Â
Nampaknya saya mau menjadikan ini sebagai parameter kesuksesan hidup saya, daripada menempatkan kekayaan, pangkat dan jabatan sebagai parameter kesuksesan yang jelas tidak akan di bawa mati atau bekal akhirat. Namun jangan-jangan hanya saya yang punya parameter kesuksesan seperti itu, ah gak asyik juga jadi minoritas ntar.
Jadi apakah tidak mungkin mayoritas orang mempunyai hidup yang makmur berkecukupan? Apakah tidak mungkin sebagian besar orang mempunyai pendidikan dan nilai akademis yang bagus? Apakah mungkin sebagian besar manusia menjadi orang yang beruntung seperti diterangkan dalam hadits nabi di atas?Â
Jawabannya tentu saja mungkin, karena sukses itu adalah suatu proses dimana orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Ah mari kita tata lagi parameter kesuksesan sehingga mengantarkan kesuksesan tidak hanya dunia namun akhirat. Bareng-bareng sukses yuk, mau?
MRR, Bks-18/01/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H