Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jagalah Sholatmu dan Biarkan Dia Menjagamu

11 Januari 2019   10:50 Diperbarui: 11 Januari 2019   11:58 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat SD sampai SMA saya masih tinggal dengan orang tua. Saat tinggal dengan orang tua itu aktifitas saya di pagi hari pasti dimulai dengan sholat subuh. Almarhum Bapak atau terkadang Ibu pasti membangunkan anak-anaknya untuk bangun dan segera sholat subuh sebelum menjalankan kegiatan lainnya. 

Untuk urusan sholat orang tua memang keras, apapun keadaannya harus sholat. Saat hari mulai malam dan saya hendak tidur, pasti orang tua juga menanyakan sudah sholat atau belum. Apabila belum sholat kami anak-anaknya disuruh ambil wudhu dan segera sholat Isya, sehingga tidak punya tanggungan atau hutang sholat.

Saat saya menghadapi EBTANAS dan juga UMPTN, almarhum Bapak juga senantiasa membangunkan saya di sepertiga malam untuk sholat tahajud selama sebulan atau seminggu sebelum EBTANAS atau UMTN berlangsung. Meskipun terasa ngantuk tetap saja saya berdiri di belakang Bapak yang jadi imamnya untuk menunaikan sholat tahajud. 

Biasanya kami mengambil 11 rakaat, 8 rakaat tahajud dan 3 rakaat witir. Kalau punya keinginan dan keperluan, Bapak mengajari agar sholat tahajud lalu kemudian berdoa pada Allah agar dikabulkan dan dilancarkan segala urusan kita.

Begitulah kami dulu diajari untuk tertib dalam melaksanakan sholat. Sekali saja ada anaknya yang ketahuan tidak sholat, maka orang tua akan sangat marah dan menasehati anaknya tersebut habis-habisan. Pun sekarang saat saya sudah berkeluarga dan punya anak, ibu masih suka membangunkan saya untuk sholat subuh ketika mudik ke rumah beliau. Sampai hari ini Ibu masih sering mengingatkan anak-anaknya agar tidak meninggalkan sholat dan menjalankannya tepat waktu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 45:

 "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',"

Jadi permasalahan apapun dalam hidup maka jawabannya adalah dengan melakukan sholat. Anda punya hajat, maka tinggal sholat hajat. Anda tidak tenang dan merasa was-was, maka ambillah wudhu dan segera sholat. 

Bingung menentukan pilihan maka jawabannya bisa diperoleh dengan sholat istikharah. Kekeringan yang lama di suatu negeri juga bisa dimintakan air hujan pada Allah dengan menjalankan sholat istisqa.

Sampai hari ini nasehat orang tua agar tidak meninggalkan sholat masih saya pegang. Meskipun seringkali tidak bisa khusyu dalam sholat, namun hal itu bukan menjadi alasan untuk tidak mengerjakannya. 

Semaksiat-maksiatnya kita, tetap sholatlah, yang penting niatnya menyembah Allah. Kalau sudah tersesat hidup, berlumur maksiat, namun tetap sholat, minimal kita punya satu pegangan yang akan menuntun kita kembali ke jalan pulang yaitu jalan kebenaran.

Bahwa benar godaan untuk meninggalkan sholat atau menunda-nunda sholat itu besar sekali, namun kita tetap harus konsisten melawannya dengan tetap memaksa diri untuk menjalankan sholat. Seringkali alasan tanggung lagi rapat, malu ijin sama boss, pakaian kotor atau tidak suci dan berbagai alasan lainnya menjadi penghalang bagi kita untuk sholat. 

Kalau memang belum bisa sholat tepat waktu maka yang penting kita konsisten masih sholat. Mintalah kawan seruangan, rekan kerja, untuk saling mengingatkan agar menjalankan sholat tepat waktu, apalagi bisa berjamaah di masjid sehingga kebersamaan dalam menjalankan kebaikan dan kewajiban tetap terjaga.

Marilah semua berusaha menjaga sholat kita masing-masing dan selalu menyempurnakannya setiap saat. Ingatkan keluarga, teman dan handai taulan agar tidak meninggalkan sholat. Ingatlah bahwa amal yang pertama kali akan dihisab adalah sholatnya. 

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta'ala berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya." (HR. Tirmidzi dan An-Nasa'i)

MRR, Cbn-11/01/2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun