Sudah beberapa hari ini sepeda motor bebek saya tidak nyaman untuk dikendarai. Rem depan terasa berat sementara rem belakang tidak pakem. Selain itu lampu dekat tidak menyala dan suara mesin sudah terdengar kasar.
Sementara kondisi motor juga tampak kotor berdebu akibat beberapa hari belum dicuci. Entah kapan terakhir kali saya membawa motor tersebut ke bengkel resmi untuk diservis dan ganti oli, sepertinya tiga bulan lalu.
Kondisi di atas memaksa saya sabtu pagi-pagi ini sudah rapi dan bersiap ke bengkel untuk menservis sepeda motor tersebut. Sehari-hari sepeda motor tersebut memang dipakai istri, tapi urusan kenyamanan, keamanan, dan kelayakan sepeda motor pastilah menjadi tanggung jawab suami.
Urusan sepeda motor hampir semua wanita tahu beres saja, dan hal ini tidak perlu diperdebatkan, sama halnya akan urusan dapur melekat pada wanita meski yang banyak makan kaum lelaki dan para chef hebat pun kebanyakan bergenre lelaki.
Sepeda motor bebek saya bermerek Honda, dan dari baru saya selalu menservis di bengkel AHASS langganan saya, sebut saja bengkel A. Namun kali ini saya ingin mencoba bengkel AHASS lainnya (sebut bengkel B) yang terpaut sekitar 1,5 km dari bengkel A.
Saya ingin mengetahui apa pelayanan yang berbeda dari bengkel B dibandingkan dengan bengkel A karena untuk urusan standar pekerjaan dan kualitasnya pasti sama karena kedua bengkel ini adalah bengkel resmi untuk sepeda motor Honda. Sama akan halnya kita membeli ayam di KFC, di kota manapun pasti rasa dan jenis produk ayamnya sama.
Ketika sampai di bengkel B, seorang pria sudah menyambut di depan bengkel dan menanyakan keperluan saya. Sambil menyerahkan STNK padanya untuk didaftar, maka saya pun menyampaikan maksud kedatangan untuk menservis motor, ganti oli mesin dan gardan, serta beberapa keluhan yang dirasakan pada sepeda motor tersebut.Â
Sembari mencatat di dalam form, petugas bengkel tersebut ngobrol dengan saya dan ternyata dia dulu bekerja di bengkel A namun sudah lima tahun pindah di bengkel B dan dipercaya untuk mengelolanya.
Setelah selesai mencatat, si Pria tersebut menyerahkan form servis yang telah diisi pada saya dan mempersilahkan menunggu di ruang tunggu dan mencicipi snack yang disediakan, minuman berupa kopi dan Coca-Cola yang semuanya gratis. "Lho kok beda dengan bengkel A, disini Coca-Cola gratis", canda saya padanya. "Lha memang saya buat beda dengan bengkel A kok", tegas si pria dengan sigap.
Setelah satu jam sepeda motor saya selesai diservis dan setelah membayar biaya servis dan spare part maka saya pun bergegas menuju sepeda motor yang sudah siap di parkiran bengkel. Saya terkejut karena sepeda motor yang awal masuk kotor dan terlihat buluk sekarang menjadi kinclong dan bersih.
Rupanya di bengkel B diberikan servis cuci motor gratis bagi setiap sepeda motor yang diservis. Dan ketika saya melihat kuitansi, disitu juga tertulis, 5 kali servis gratis sekali biaya servis. Jadi bengkel B memberikan tiga nilai lebih kepada pelanggannya daripada bengkel A yaitu gratis Coca-Cola, cuci motor gratis, dan gratis biaya servis tiap lima kali servis.