Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pulau Pari yang Melenakan

30 Maret 2018   21:24 Diperbarui: 30 Maret 2018   21:49 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semilir angin yang sepoi-sepoi ditambah udara yang tidak terlalu panas membuat anak perempuan saya yang belum genap 2 tahun tertidur dalam gendongan. Sungguh nyaman rasanya untuk bersantai dan melepas lelah di pantai Perawan ini. Pantai ini juga menyediakan kayak yang dapat di dayung 2 orang, becak air, maupun perahu keliling pantai. Semuanya dapat dinikmati dengan harga yang terjangkau.

(dokpri)
(dokpri)
Puas bermain di pantai Perawan, kamipun bergeser ke pantai Bintang di ujung barat pulau Pari. Kami ingin menikmati sunset di pantai tersebut. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 20 menit untuk bersepeda dari pantai Perawan ke Pantai Bintang.

Pukul 16.30 WIB kami sudah berada di pantai Bintang. Pantai Bintang memiliki hamparan pasir putih, cuma tidak Selandai  dan seluas Pantai Perawan. Kita bisa melihat beraneka bintang laut di pantai Bintang ini.

Waktu mendekati pukul 17.30 WIB ketika seseorang memberitahu bahwa kalau ingin melihat sunset maka spot terbaik adalah di pantai LIPI yang tepat berada di sebelah pantai Bintang. Untuk itu kamipun bergegas menuju pantai LIPI menggunakan sepeda juga. Alhamdulillah kami masih bisa menikmati sunset, meskipun hari ini tidak terlalu bagus karena sang mentari pada saat hampir tenggelam tertutup awan.

Selesai melihat sunset kamipun bergegas mengayuh sepeda kembali ke homestay, sembari ditemani adzan Maghrib yang berkumandang. Puluhan wisatawan saat itu mengayuh sepeda meninggalkan pantai LIPI dan Bintang. Sepeda adalah kendaraan andalan bagi wisatawan di pulau Pari mengingat pulau Pari tidak terlalu luas dan jarak dari ujung ke ujung tidak terlalu jauh.

Kangen rasanya melihat suatu komunitas dimana penggunaan alat transportasinya adalah sepeda, tidak berpolusi namun menyehatkan. Hal ini mungkin yang menyebabkan udara di pulau Pari masih segar, meskipun tidak begitu jauh dari Jakarta, ibukota negara yang terkenal dengan polusi udaranya.

Ah malampun datang, saatnya beristirahat mengembalikan tenaga untuk eksplore lebih lanjut keindahan pulau Pari esok hari. Membicarakan pulau Pari sama saja membicarakan keindahan, keagungan ciptaan Allah. Pulau Pari mengajarkan pada kita bahwa wisata bisa menjadi instrumen social enterpreneurship, membawa kebaikan pada masyarakat sekitar.

Kesadaran masyarakat pulau Pari dalam menjaga daerahnya untuk tetap lestari telah diganjar dengan banyaknya wisatawan yang datang. Wisatawan seperti kami yang ingin merasakan keindahan alam dan kesegaran udara serta keasrian lingkungan maka akan selalu merindukan pulau Pari. Lagi-lagi pulau Pari memang melenakan.

MRR, Pari-30/03/2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun