Selama lima hari di minggu pertama bulan Desember 2017 saya mengikuti pelatihan dengan tema Gas Network Access Rules and Code di sebuah hotel di kawasan Pasteur, kota Bandung. Para Trainer merupakan ekspert di bidang bisnis gas, baik untuk transmisi maupun distribusi dan berasal dari beberapa negara eropa. Ada lima orang pemateri yang mana 2 orang dari Italia, 1 orang dari Inggris, 1 orang dari Jerman dan 1 orang berasal dari Yunani.Â
Pelatihan ini menjelaskan aturan-aturan dan code yang dipakai dalam pengelolaan jaringan gas di Eropa. Pengaturan, infrastruktur, model bisnis gas di Eropa jauh lebih maju dari Indonesia, oleh karenanya Perusahaan kami mengundang mereka untuk membagikan pengetahuan dan pengalamannya.
Satu yang saya tangkap dan pelajari dari pelatihan, bahwa bangsa Eropa lebih dulu mengalami kemajuan dalam bidang gas daripada Indonesia dalam hal infrastruktur, pengaturan dan model bisnisnya. Indonesia masih tertinggal cukup jauh dan harus bisa mengejar ketertinggalan itu.Â
Hal tesebut cukup menarik untuk diketahui terjadi bukan karena orang Indonesia lebih bodoh dari orang Eropa, tetapi karena memang orang Eropa lebih dulu memulainya dari kita orang Indonesia.
Mungkin tidak hanya dalam bidang gas saja kita tertinggal dari bangsa Eropa, di bidang yang lain juga masih banyak kita tertinggal seperti ekonomi, industi, pendidikan, otomotif dan lainnya. Namun sebenarnya ada satu keberuntungan bagi kita yang lebih tertinggal dari mereka. Apakah itu?
Seorang senior yang kini sudah pensiun sering mengatakan ATM, ketika sedang menasehati para pekerja junior dalam hal persaingan bisnis maupun perbaikan proses bisnis yang harus dilakukan di perusahaan kami. ATM yang dimaksud si Senior adalah akronim dari Amati, Tiru, Modifikasi. Metode ATM ini cukup ampuh untuk melakukan perbaikan ataupun membuat suatu sistem baru yang belum pernah kita terapkan namun sudah diterapkan di tempat atau pihak lain.
Amati dalam metode ATM berarti kita mengamati suatu produk, sistem, organisasi, maupun hal lainnya yang kita nilai lebih baik dari yang kita punyai atau belum kita punyai sama sekali.Â
Pengamatan di sini bermakna pengamatan keseluruhan terhadap hal yang memang kita jadikan target, dari a-z dan segala aspek harus kita amati sehingga pada akhirnya kita mempunyai gambaran menyeluruh dan pemahaman yang komprehensif tentang target yang ingin tiru.
Setelah amati, langkah selanjutnya adalah meniru apa yang telah orang atau pihak lain hasilkan atau implementasikan. Meniru untuk menjalankan suatu sitem, membuat produk, membuat tata kelola, membuat oragnisasi, adalah suatu fase yang harus kita jalankan dalam metode ATM. Bahasa kerennya copy paste dari apa yang telah orang/perusahaan/negara lain lakukan dan hasilnya terlihat baik pada pihak yang telah mengimplementasikannya.
Hal terakhir dari metode ATM adalah modifikasi. Mengapa modifikasi diperlukan, karena lingkungan, budaya, dan banyak aspek lainnya atara kita dan mereka yang akan kita tiru ternyata berbeda.Â
Hal ini yang kemudian menyebabkan diperlukannya modifikasi terhadap apa yang kita implementasikan, disesuaikan dengna kondisi yang ada pada kita sehingga bisa meningkatkan probabilitas keberhasilannya. Hal lainnya mengapa modifikasi diperlukan salah satunya adalah masalah legal, seperti hak paten sehingga diperlukan modifikasi untuk menghindari terkena masalah.
Sebagai negara yang lebih tertinggal, maka bangsa ini bisa memakai metode ATM untuk mengambil hal-hal yang baik dari bangsa-bangsa maju serta mengejar ketertinggalannya.Â
Keuntungan dari follower adalah kita tahu metode yang bangsa lain telah terapkan, apa hambatannya, kendala, dan dinamikanya sampai mereka menjadi berhasil. Keberhasilan bangsa lain tentu tidak secara instan terjadi, banyak diantara bangsa-bangsa itu berdarah-darah di awal dan sepanjang perjalanannya, seringkali harus melakukan trial and error sehingga membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Dengan metode ATM, bangsa Indonesia bisa menerapkan apa yang telah berhasil diterapkan oleh bangsa atau negara lain, namun dengan waktu yang lebih singkat dan fase berdarah-darah yang bisa sangat diminimalkan dengan belajar dari yang pernah ada.Â
Sebagai follower kita lebih banyak punya pilihan atas metode, cara, teknologi, sistem, daripada mereka yang telah dulu berada di depan. Saya yakin Indonesia bisa merencanakan buat dirinya lebih baik dari yang sudah bangsa lain terapkan, karena kita bisa mengambil contoh kebaikan yang sudah berhasil diimplementasikan oleh banyak bangsa lain, itulah kelebihan kita yang masih tertinggal di belakang.
Untuk itu visi ke depannya, mau kemana bangsa ini berjalan harus ditetapkan, apa yang menjadi target untuk dikejar, sehingga jelas apa maunya. Setelah itu pilihlah contoh terbaik dari target yang ingin kita implementasikan dan sudah diimplementasikan di negara lain, dan kemudian gunakan metode ATM.Â
Insya Allah meskipun bangsa kita dalam banyak hal masih banyak yang tertinggal dari bangsa Barat, namun dengan ikhtiar yang konsisten bisa mengejarnya. Ingat, tertinggal bukan berarti kerugian, namun kita bisa gunakan itu sebagai peluang membuat yang jauh lebih baik dari mereka yang sudah berada di depan. Bukankah dibalik kesusahan ada kemudahan, seperti firman Allah:
"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyroh: 6)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H