Mohon tunggu...
Reshi Nayaka
Reshi Nayaka Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Homo homini socius

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Upaya Kreatif dalam Menghambat Perkembangan Stunting

28 April 2023   21:15 Diperbarui: 28 April 2023   21:29 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masalah riset dan inovasi di Indonesia menjadi masalah yang sangat serius di Indonesia mengingat negara-negara tetangga yang dekat dengan Indonesia jauh lebih maju dan Indonesia masih sangat jauh tertinggal. 

Padahal, tahun 2045 akan menjadi masa keemasan Indonesia. Bagaimana kita bisa mencapai masa keemasan tersebut apabila masalah riset dan inovasi di Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara yang lainnya ? 

Nyatanya peringkat inovasi dan riset di Indonesia berada di peringkat terendah di ASEAN. Berdasarkan data dari World Intellectual Property Organization, peringkat riset dan inovasi Indonesia berada dibawah negara Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina. 

Menurut kepala IPH Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN), ketertinggalan Indonesia di bidang riset dan inovasi disebabkan karena ekosistem yang tidak mendukung. 

Di Indonesia memang banyak sekali peneliti profesional dan lulusan universitas terbaik, namun penemuan mereka tidak diterima dengan baik oleh pemerintah setempat. 

Pemerintah kurang mengakui penemuan-penemuan yang dilakukan oleh para ahli dari Indonesia dan ini membuat peneliti terkenal dari Indonesia justru sukses di luar negeri dan penemuan mereka lebih bermanfaat diluar negeri. 

Padahal penemuan mereka lebih dibutuhkan di negeri ini yang masih mengalami banyak masalah di berbagai sektor dan penanganan dari masalah tersebut masih belum terselesaikan. 

Selain itu, investasi perusahaan Indonesia dan dana riset yang diberikan pemerintah hanya sekitar 0,02 % dan 0,04%  dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Singapura (1,26%), Thailand (0,27%) dan Vietnam (0,21%).

 Banyak permasalahan di Indonesia yang masih belum terselesaikan dan pada artikel ini, masalah yang dibahas lebih terspesialisasi kepada masalah stunting yang penyelesaian masalahnya seharusnya memerlukan solusi dan inovasi yang dapat efektif mengatasi permasalahan tersebut. Stunting menjadi salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh pemerintahan Indonesia saat ini. 

Prevalensi stunting di Indonesia memang dikabarkan menurun pada tahun 2021 dari 24,4% hingga 21,6%. Namun, angka prevalensi ini masih tergolong tinggi. Pemerintah menargetkan angka stunting turun menjadi 14% pada tahun 2024. Angka stunting mulai berkurang di beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Banten. 

Penyebab stunting bukan hanya karena masalah ekonomi saja. Permasalahan stunting ini tidak hanya terjadi pada masyarakat golongan bawah saja, namun umumnya juga terjadi pada masyarakat kelas menengah dan atas. Mereka mampu untuk membeli kebutuhan-kebutuhan pangan, namun karena kurangnya informasi mengenai kandungan gizi yang terdapat dalam makanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun