Mohon tunggu...
MR Makkulawue
MR Makkulawue Mohon Tunggu... Administrasi - belajar bisa untuk kemudian bisa

Lahir dari ketiadaan yang diduga membisu untuk kemudian berupaya mengananalisis pola jalan yang berliku dalam dekap harapan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Akun Palsu dan Keberanian Dunia Maya

7 Maret 2018   20:27 Diperbarui: 7 Maret 2018   23:12 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pontianak -Kehidupan dunia maya menjadi primadona kekinian dalam mencapai pasar dan atau target tertentu, sebut saja beberapa hal yang sempat viral bahkan sampai saat ini masih fenomenal, salah banyak diantaranya ada Justin Biber yang menjemput kedewasaannya melalui jembatan maya, di indonesia ada sinta dan jojo dengan keong racunnya, Briptu Norman Kamaru putra Gorontalo yang booming dengan live sing lagu indiannya hingga rela meninggalkan institusi Polri demi mengejar passion dunia maya dan Ayu ting ting yang hingga saat ini masih saja menghiasi layar kaca Indonesia.

kebebasan dunia Maya memang menjanjikan gemerlap ketenaran sehingga tidak sedikit penggunanya berusaha merebut perhatikan pengguna dan penikmat; disisi lain kebebasan ini menjadi celah bagi pecundang yang enggan mengorbitkan keorisinilan keberadaannya, akun anonim bermunculan hanya demi kepentingan kebebasan, terlebih beberpa platform media sosial tidak memiliki alur verifikasi pendaftaran yang ketat sehingga siapa saja bebas menentukan inisial kepalsuan identitasnya.

Fenomena akun bodong masih saja menjadi senjata prima guna mempersenjatai makhluk-makhluk penakut yang enggan mempublikasikan dirinya di dunia maya, facebook yang beberapa saat ini yang menjadi sasaran empuk sehingga akun palsu bebas berkomentar atau justru membagikan ujaran kebencian (hate speech) yang sadar atau tidak masih banyak diantara penggunanya yang terbawa doktrin kotor yang sulit dipertanggungjawabkan.

Belum lagi yang terjadi pada wilayah e-transportation (baca; ojek online), akun bodong digunakan/didaftarkan hanya untuk menjahili driver yang benar dan bersungguh-sungguh mencari nafkah, dari akun palsu tentu lahir orderan fiktif yang jelas merugikan pekerja, tidak sedikit pengemudi yang mendapatkan pemutusan mitra oleh ulah kejahilan anonim sebab siapa yang tau riwayat orderan dipantau oleh sistem dan naasnya ketika akun itu benar-benar melakukan orderan dan dijalankan senormal dan se-real mungkin maka suspend adalah kado istimewa keesok harinya (bab ini akan dibahas dikemudian hari dan bukan bentuk curhatan mengingat penulis adalah juga pengemudi e-transportation ).

Oke., sementara kita tinggalkan elektronik komersial dan berusaha mengulas tentang akun bodong manusia pacul yang enggan menampilkan keberadaannya, kefatalan yang mereka lakukan adalah how to be a greatest bad boy, rata-rata pemilik akun palsu enggan keluar dari kehidupan nyatanya, hal ini dibuktikan dengan daftar teman dan portofolio profil yang dibuat, disebabkan oleh histori smartphone yang mengarahkan padah lini masa terdahulu yang mengantarkan kebiasaan dan ketidaksengajaan naluri (semoga sampai sini sudah mulai binggung dengan korelasi dari apa yang saya beberkan).

Jejak rekam yang saya maksud adalah kelalaian pemilik akun palsu yang menggunakan gadget sama dengan yang digunakan sehari-hari, terlebih empunya hanya memiliki 1 hingga 2 handphone. Juga perlu diingat bahawa teman pertama yang di-request untuk masuk di daftar pertemanan adalah orang yang ada di daftar teman realnya, sehingga ini membuktikan bahawa jika saja kita telaten menelusuri identitas pemilik akun pulsu maka sejatinya masih dapat diketahui dengan sedikit kesabaran.

*tulisan ini tidak berusaha memberikan ruang untuk menggunakan akun palsu guna membeberkan ketakutan

Maka lahirlah sebagai manusia sejati untuk kemudian lari sebagai pecundang karena itu lebih dapat dirasa; daripada kau lahirkan clone putih hanya untuk berlagak merah


Pontianak, 7 Maret 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun