Mohon tunggu...
Benny Junaidy
Benny Junaidy Mohon Tunggu... Penulis - Instructor

Selalu ada ruang untuk perbaikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertahanan Berlapis untuk Keselamatan Radiasi dalam Kacamata Teknik Elektro dan Sistem Sensor

12 November 2024   11:54 Diperbarui: 12 November 2024   12:14 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Keselamatan radiasi merupakan aspek penting dalam industri nuklir dan medis, serta di berbagai sektor yang memanfaatkan teknologi radiasi. Salah satu prinsip utama dalam keselamatan radiasi adalah pertahanan berlapis (defence-in-depth), yang bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan dengan menyediakan beberapa lapisan perlindungan, baik teknis maupun prosedural. 

Dalam konteks teknik elektro dan sistem sensor, pertahanan berlapis melibatkan integrasi berbagai teknologi canggih yang mampu mendeteksi, mengendalikan, dan memitigasi potensi bahaya radiasi.

Artikel ini akan membahas bagaimana konsep pertahanan berlapis diterapkan dalam keselamatan radiasi melalui teknologi sensor dan sistem elektro, serta bagaimana kedua bidang ini berkontribusi dalam memastikan perlindungan yang efektif terhadap paparan radiasi.

Konsep Pertahanan Berlapis dalam Keselamatan Radiasi

Pertahanan berlapis adalah pendekatan yang mengandalkan beberapa lapisan perlindungan untuk memastikan keselamatan. Dalam konteks radiasi, ini berarti bahwa meskipun satu lapisan perlindungan gagal, lapisan berikutnya masih dapat mencegah paparan radiasi berbahaya. Secara umum, lapisan perlindungan tersebut dapat dibagi menjadi:

  1. Lapisan Fisik: Pembatas fisik seperti pelindung beton, dinding timbal, dan struktur penghalang lainnya yang mengurangi intensitas radiasi yang sampai ke area sensitif.
  2. Lapisan Operasional: Prosedur keselamatan, pelatihan karyawan, dan pengawasan yang memastikan pengoperasian fasilitas radiasi dilakukan dengan benar.
  3. Lapisan Pengawasan Elektronik dan Sensor: Sistem sensor dan pemantauan elektronik yang mendeteksi kebocoran radiasi dan memberikan alarm dini, sehingga tindakan mitigasi dapat segera dilakukan.

Peran Teknik Elektro dalam Pertahanan Berlapis

Dalam konteks teknik elektro, sistem kelistrikan dan elektronik berperan penting dalam memastikan lapisan perlindungan kedua (lapisan operasional) dan ketiga (lapisan pengawasan sensor) berfungsi dengan baik. Beberapa penerapan teknik elektro dalam keselamatan radiasi antara lain:

  1. Sistem Pemantauan Otomatis: Sistem yang menggunakan sensor radiasi berbasis detektor ionisasi, scintillator, atau semikonduktor untuk memantau paparan radiasi secara real-time. Sistem ini terhubung ke perangkat monitoring yang memberi sinyal ketika tingkat radiasi melebihi batas aman.

  2. Kontrol dan Alarm: Sistem kontrol berbasis mikroprosesor yang dapat mengatur pengoperasian mesin atau peralatan berisiko tinggi dan memberi peringatan melalui alarm jika terjadi kebocoran radiasi. Ini termasuk sistem pengendalian otomatis untuk mengisolasi atau mematikan perangkat yang dapat menyebabkan penyebaran radiasi.

  3. Sistem Kendali dan Otomatisasi: Penggunaan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) yang memantau dan mengendalikan operasi fasilitas nuklir atau medis, dengan mendeteksi perubahan kecil dalam parameter keselamatan yang mungkin menunjukkan adanya masalah yang lebih besar.

Sistem Sensor dalam Keselamatan Radiasi

Sistem sensor memiliki peran penting dalam deteksi dini dan pengendalian radiasi. Berbagai teknologi sensor yang digunakan dalam keselamatan radiasi meliputi:

  1. Sensor Detektor Ionisasi: Detektor yang digunakan untuk mengukur tingkat radiasi pengion, termasuk radiasi alfa, beta, dan gamma. Sensor ini sangat efektif dalam mendeteksi radiasi di area terbuka dan di dalam fasilitas nuklir.

  2. Scintillation Detectors: Sensor ini mengubah radiasi menjadi cahaya yang dapat diukur, dan sering digunakan untuk deteksi radiasi gamma dan sinar-X. Scintillator sering dipadukan dengan fotomultiplier tube untuk meningkatkan sensitivitas deteksi.

  3. Sensor Gas dan Radon: Sensor untuk mendeteksi gas radioaktif, seperti radon, yang dapat terlepas dari material nuklir atau limbah radiasi. Deteksi ini penting untuk memastikan kualitas udara di fasilitas nuklir dan mencegah akumulasi radon yang dapat membahayakan pekerja.

  4. Sistem Pemantauan Lingkungan: Sistem sensor yang terhubung dengan jaringan pemantauan lingkungan untuk mendeteksi kebocoran radiasi di area sekitar fasilitas, serta memberikan data secara real-time kepada pusat pengendalian.

Integrasi Sistem Sensor dalam Pertahanan Berlapis

Integrasi antara sistem sensor dan kontrol elektronik sangat penting dalam memastikan respons yang cepat dan efektif terhadap kejadian kecelakaan atau kebocoran radiasi. Sistem sensor dapat mendeteksi peningkatan level radiasi dan mengirimkan sinyal peringatan kepada operator atau sistem kontrol otomatis. Hal ini memungkinkan tindakan mitigasi cepat, seperti menutup sumber radiasi atau mengaktifkan sistem ventilasi khusus.

Lebih lanjut, data yang dikumpulkan oleh sensor dapat dianalisis untuk memprediksi potensi bahaya dan memberikan umpan balik untuk perbaikan sistem keselamatan, memastikan lapisan pertahanan tetap efektif dari waktu ke waktu.

sumber:

IAEA (International Atomic Energy Agency) -- Fundamental Safety Principles (SF-1) 

IAEA Safety Glossary 

NRC (Nuclear Regulatory Commission) -- Defence-in-Depth and the Safety of Nuclear Reactors 

NEI (Nuclear Energy Institute) -- Radiation Protection and Safety in the Nuclear Industry 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun