Keterbatasan akses terhadap informasi peringatan bencana ini paling berdampak pada lansia yang tinggal sendiri maupun dengan pasangannya. Hal ini dikarenakan lansia yang tinggal sendiri sekaligus tidak mampu mengakses informasi peringatan darurat sendiri, menjadikan diri mereka terisolasi dari lingkungan luar dalam hal informasi bencana. Ketika lansia tidak dapat mengakses informasi peringatan darurat bencana, dalam hal ini megathrust, lansia akan kesulitan dalam melakukan evakuasi. Hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat lansia yang hidup sendiri dan lansia yang hidup bersama pasangan mencakup 29,07% populasi lansia di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2023).
Pemerintah dan masyarakat perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk membantu lansia memitigasi dampak gempa megathrust yang akan datang di Sumatera Barat. Pemerintah dapat memulai dengan menyediakan program edukasi mitigasi bencana yang inklusif, dengan bentuk yang mudah dipahami oleh lansia, seperti penyuluhan tatap muka dengan berkolaborasi dengan komunitas lansia untuk mencapai seluruh lansia di Sumatera Barat. Informasi ini perlu disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami bagi masyarakat sehingga lansia dapat memahami langkah-langkah keselamatan dengan lebih baik. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan infrastruktur dan fasilitas umum, seperti tempat pengungsian yang dirancang dengan mempertimbangkan keterbatasan fisik lansia. Tak hanya itu penyediaan jalur evakuasi yang ramah lansia dan aksesibilitas alat bantu seperti kursi roda juga dapat menjadi hal yang bisa dipertimbangkan oleh pemerintah.
Di sisi lain, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung lansia menghadapi risiko bencana. Komunitas setempat dapat membangun relasi sosial yang kuat dengan melibatkan lansia dalam kegiatan simulasi bencana, sehingga mereka lebih siap secara mental dan fisik. Relawan dari komunitas setempat juga dapat dilatih untuk memberikan bantuan khusus bagi lansia saat terjadi bencana, seperti memastikan mereka memiliki akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal sementara yang aman. Masyarakat juga perlu bekerja sama dalam mengatasi stigma yang melekat pada lansia. Membangun kesadaran tentang pentingnya memperhatikan kebutuhan lansia dalam situasi bencana dapat membantu mengurangi diskriminasi dan meningkatkan solidaritas sosial. Dengan langkah-langkah ini, lansia tidak hanya akan lebih terlindungi secara fisik, tetapi juga merasa lebih dihargai dan didukung oleh lingkungan sekitar mereka.
Lansia merupakan bagian penting dari masyarakat. Lansia merupakan tampek batanyo bagi orang Minangkabau, sehingga penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk membantu lansia menghadapi gempa megathrust. Dengan upaya ini diharapkan lansia dapat menjadi perhatian khusus ketika gempa megathrust terjadi.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik Penduduk Lanjut Usia
Downs, L. L., Rahmadian, A. A., Noviawati, E., Vakil, G., Hendriani, S., Masril, M., & Kim, D. (2017). A DSM comparative study of PTSD incidence in Indonesia. Advances in Social Sciences Research Journal, 4(12).
Freiberger, E., Sieber, C. C., & Kob, R. (2020). Mobility in older community-dwelling persons: a narrative review. Frontiers in Physiology, 11, 881.
Jia, Z., Tian, W., Liu, W., Cao, Y., Yan, J., & Shun, Z. (2010). Are the elderly more vulnerable to psychological impact of natural disaster? A population-based survey of adult survivors of the 2008 Sichuan earthquake. BMC Public Health, 10, 1–11.
Lu, S. Y., Yoon, S., Yee, W. Q., Ngiam, N. H. W., Ng, K. Y. Y., & Low, L. L. (2024). Experiences of a Community-Based Digital Intervention Among Older People Living in a Low-Income Neighborhood: Qualitative Study. JMIR Aging, 7(1), e52292.
Muhammad, T., Pai, M., Maurya, C., Srivastava, S., & Kumar, M. (2024). Natural and human-made disaster and associated health outcomes among community-dwelling older adults in India: Findings from LASI, 2017–18. PLoS One, 19(7), e0307371.