Tak perlu menunggu hingga mengeras, dalam kondisi setengah beku gula aren bisa segera dikeluarkan dari cetakan. Selanjutnya gula aren yang juga sering disebut dengan gula merah ini, diangin-anginkan hingga dingin dan mengeras sempurna, jika tidak, gula aren mudah rusak dan berjamur. Untuk pembungkus, ibu menyiapkan daun-daun aren yang sudah dijemur hingga kering. Ibu menjual gula aren miliknya dalam bentuk lonjong.Â
Satu lonjongnya ia isi sebanyak 10 gula-gula are, dengan penuh keuletan, ibu membungkus satu-persatu gula aren yang dihasilkannya. Dari satu kali pemasangan nira sedikitnya bisa memperoleh 4 lonjong gula merah.Â
Gula-gula ini akan disimpan dan banyak untuk dijual kemudian. Ibu menjualnya 1 lonjor gula aren seharga 7.500 Rp, untuk pembeli yang datang langsung kerumahnya, bila diantar sampai kampung ia menetapkan harga sebesar 10.000 Rp, perlonor gula aren.
Begitulah cerita yang telah saya peroleh dari seorang anak kecil yang berusia kurang lebih 13 tahun dan masih duduk dibangku kelas 1 SMP, yang menggatikan peran sang ayah yang telah meninggalkan mereka lebih dulu, dari 2 tahun yang lalu untuk membiayai keluarganya atau membantu ibunya untuk berjualan gula aren, Agar ia masih bisa bertahan hidup dengan ibu dan 2 orang adiknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H