Mohon tunggu...
M Rizkal
M Rizkal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang berambisius dan berhobi membaca novel dan komik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Coldplay Pengguncang Perekonomian

21 Maret 2024   01:40 Diperbarui: 21 Maret 2024   01:52 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara kita sempat dibuat heboh dengan datangnya band legendaris yang berasal dari Inggris ini mengadakan konser besar pada  15 November 2023 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang cukup menarik perhatian mata dunia. Band tersebut tidak lain yaitu Coldplay, band beranggotakan 4 personil ini sudah lama mengepakan sayap dibidang musik dan memulai debut pada tahun 1997 di Inggris. 4 dari anggota band ini berisi yaitu Chris Martin sebagai vokalis, Jonny Buckland sebagai gitaris, Guy Berryman sebagai bassis, dan Will Champion sebagai drummer. Pada awalnya band ini bernama Big Fat Noises yang dimulai dari awal debut lalu pada tahun 1998 diubah menjadi Starfish. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memperkirakan dampak ekonomi untuk konser ini sekitar Rp 167 triliun, jumlah yang disebutkan tersebut didapat dari potensi perputaran ekonomi, akomodasi dan pariwisata, penerimaan pajak, hingga pendapatan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“Keuntungan ekonomi dari konser Coldplay di DKI Jakarta diperkirakan mencapai Rp 167 triliun. Nah, ini yang harus kita persiapkan dengan baik, sehingga dampak ekonominya akan berhasil. Potensi keuntungan ini bukan hanya dari penjualan tike maupun merchandise yang dijual, tapi , misalnya hotel seputaran hotel di GBK untuk sekitar tanggal konser ini sudah direservasi samapi 90 persen” ujar Sandiaga Uno sebagai Kemenparekraf.

Mengenai potensi ekonomi dari konser Coldplay, Sandiaga Uno menyampaikan target kedatangan 10.000 hingga 12.000 wisatawan internasional. Dengan perkiraan dana yang disalurkan konser mencapai US$ 1.000 sampai US$ 2.000 per orang, maka dampak didapatkan sekitar US$ 20 juta hingga US$ 25 juta.

Rakhmadi Afif Kusumo sebagai Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK GBK), mengungkap bahwa pendapatan GBK pada 2023 mengalami kenaikan hingga 50 persen jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 tahun 2019. Tidak disebutkan nomimal pasti, namun bisa dilihat dari jumlah acara di GBK yang setiap tahunnya semakin ramai dan kenaikan jumlah pengunjung.

“Kami nyatakan booking-an setiap tahun di GBK bisa mencapai 600-700 event per tahunnya, dan pendapatan di 2023 ini naik 50 persen dibandingkan sebelum covid, naiknya sangat drastic,” ucap Rakhmadi Afif Kusumo (6/12/2023).

Tempat penginapan di sekitar GBK juga mendapatkan banyak pesanan yang didapat dari konser Coldplay. Menurut data dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat bahwa pemesanan tiket hotel di Kawasan GBK mencapai lebih dari 90 persen pada 15 November 2023. Bukan hanya sekitar Kawasan GBK saja, namun hotel yang berada di luar GBK mendapat banjiran pesanan kamar penginapan, dengan Tingkat pemesanan mencapai 40 hingga 50 persen.

Penjualan souvenir, sektor pariwisata, perhotelan, restoran, hingga transportasi darat dan udara, semua sektor yang disebutkan itu mengalami kenaikan yang cukup besar akibat dari konser Coldplay ini. Serta perputaran uang yang tercipta ini bisa terasa besar dari konser kelas internasional ini. Bahkan dari tiket penjualan pun sudah terlihat jelas begitu besarnya jumlah dana yang tersalurkan dari para penonton. Namun tiket dari konser ini saja sudah membuat kantong terkuras banyak, untuk kategori paling murahnya saja bisa menyentuh Rp 960 ribu, dan tertinggi bisa mencapai Rp 13 juta dan sudah termasuk pajak dan fee.   

“Konser Coldplay di Jakarta, memberikan efek ganda (multiplier effect) ke semua sektor sehingga, kontribusinya ke ekonomi Jakarta, akan meningkat siginifikan” Ujar Sarman Simanjorang sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pembangunan Otonomi Daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun