Mohon tunggu...
Muhammad Rizbdan Al Farisi
Muhammad Rizbdan Al Farisi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Mercu Buana

Nama : Muhammad Rizbdan Al Farisi NIM : 41322010033 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Sigmun Freud & Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

15 Desember 2023   00:38 Diperbarui: 15 Desember 2023   00:38 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi, Teori Kesadaran & 2 Prinsip Penjelasan

Kasus Korupsi di  Indonesia masih menjadi salah satu Kejahatan yang belum bisa ditemukan solusi nya. Hampir di semua sektor Pelayanan Negara dan Pemerintahan masih terjangkiti oleh oknum - oknum koruptor yang sangat merugikan Negara Indonesia, terutama Rakyat. 

Indonesia berada di peringkat 102 dari 180 negara, dengan skor 37 dari 100, menurut Indeks Persepsi Korupsi 2020 yang dirilis oleh Transparency International. Skor ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tingkat korupsi yang tinggi dan membutuhkan upaya pemberantasan yang serius dan menyeluruh. Banyak upaya pencegahan korupsi telah dilakukan di Indonesia untuk mengurangi korupsi, tetapi belum ada hasil yang signifikan. 

Banyak tokoh - tokoh dunia yang mencoba menyumbangkan pikiran nya mengenai sifat - sifat manusia dalam kehidupan, yang sedikit banyak bisa menjelaskan dan dihubungkan dengan penyebab seseorang melakukan korupsi. Salah satu tokoh yang memiliki teori tersebut adalah Sigmund Freud.

Sigmund Freud adalah seorang ahli saraf Austria yang menciptakan psikoanalisis, sebuah teknik klinis untuk mengevaluasi dan mengobati gangguan mental yang dianggap berasal dari konflik dalam pikiran seseorang, melalui diskusi antara pasien dan psikoanalisis. Dia lahir di Freiberg di Mhren, Moravia, Kekaisaran Austria (sekarang Republik Ceko), pada 6 Mei 1856, dan meninggal di Hampstead, London, Inggris, pada 23 September 1939. 

Teori psikoanalitik berpusat pada kompleks Oedipus, yang dibangun oleh Freud ketika dia meredefinisi seksualitas untuk mencakup aspek infantilnya. Dia menggunakan mimpi sebagai pemenuhan keinginan untuk membuat model untuk analisis klinis pembentukan gejala dan mekanisme represi dasar. Dengan demikian, Freud mengembangkan teorinya tentang alam bawah sadar dan kemudian mengembangkan struktur psikis yang terdiri dari istilah id, ego, dan superego.

Dari semua teknik dan teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, terdapat 3 teori yang paling terkenal yang sedikit banyak memiliki hubungan dan dapat menjelaskan fenomena kejahatan korupsi pada manusia, yaitu Teori Id, Ego, dan Superego, Teori Pertahanan, dan Teori Kesadaran. 3 teori tersebut diangkat dalam 2 buku yang ditulis oleh Sigmund Freud sendiri yang berjudul           " Psikologi Kelompok dan Analisis Ego " dan " Pengantar Umum Untuk Psikoanalisis ". 

Dokumen Pribadi, 3 Teori terkenal Stigmund Freud
Dokumen Pribadi, 3 Teori terkenal Stigmund Freud

Teori Id, Ego, dan Superego

Pada teori ini, Sigmund Freud mengatakan bahwa manusia dan perilaku nya dipengaruhi oleh tiga komponen psikis, yaitu komponen Id,komponen Ego, dan komponen Superego. 

  • Komponen Id merupakan salah satu dari bagian kepibradian yang secara spesifik sepenuhnya berada di alam bawah sadar dan beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan, dalam konteks mencari kepuasan secepat mungkin tanpa memikirkan konsekuensi yang dapat ditimbulkan dari hal tersebut.
  • Komponen Ego merupakan salah satu pendukung untuk memenuhi kebutuhan pada komponen Id, namun dengan cara yang realistis dan dapat diterima dan tidak merugikan orang lain
  • Komponen Superego merupakan pendukung lain untuk memenuhi Komponen Id, namun terkontrol secara moral dan etika sosial di masyarakat

Teori Id, Ego, dan Superego yang dikemukakan oleh Sigmun Freud ini memang tidak secara langsung menjelaskan korupsi, namun cukup relevan untuk menjelaskan mengapa para pelaku korupsi bisa melakukan tindakan tersebut dari sisi kemungkinan adanya kontribusi beberapa faktor psikologis. Komponen Id pada para pelaku korupsi bisa saja sangat tinggi untuk memperoleh kekayaan dengan jumlah sebanyak mungkin dengan waktu yang seminim mungkin, tanpa memikirkan konsekuensi maupun kerugian yang ditimbulkan oleh hal tersebut kepada orang lain, dalam konteks Indonesia adalah masyarakat. Kemudian, Komponen Ego yang berfungsi sebagai pendukung untuk memenuhi kebutuhan komponen Id namun tetap dengan cara yang benar atau realistis dan tidak merugikan masyarakat tidak cukup kuat sehingga gagal mengendalikan dorongan untuk memperoleh kekayaan tersebut, meskipun cara yang diambil adalah korupsi yang sangat merugikan banyak orang. Selain itu, komponen superego juga tidak berfungsi dengan baik sehingga tidak bisa mengontrol keinginan tersebut, yang menyebabkan para pelaku korupsi tidak mengindahkan sama sekali etika, nilai sosial, dan tanggung jawab yang ada pada dirinya. Fokus dari para pelaku korupsi hanyalah untuk memperoleh harta kekayaan dengan jumlah sebanyak mungkin dengan waktu yang dibutuhkan seminimal mungkin.

Dokumen Pribadi, 3 Komponen dalam teori Id, Ego, Superego
Dokumen Pribadi, 3 Komponen dalam teori Id, Ego, Superego

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun