Mohon tunggu...
Muhammad Rizbdan Al Farisi
Muhammad Rizbdan Al Farisi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Mercu Buana

Nama : Muhammad Rizbdan Al Farisi NIM : 41322010033 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Ki Ageng Suryomentarem Pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   04:33 Diperbarui: 12 November 2023   04:33 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://arrahim.id/niam/mengenal-ki-ageng-suryomentaram-filsuf-tanah-jawa/

Ki Ageng Suryomentarem juga mengajarkan tentang Mawas Diri, yaitu metode untuk mengolah rasa sebagai cara melatih diri untuk memimalh -- milah rasa yang ada pada diri sendiri. Ajaran mawas diri bertujuan untuk mengenal dan memahami diri sendiri sebagai jalan untuk mampu berpikir dan mengambil tindakan secara benar, sehingga dapat mencapai gelar " Menungso tanpo tenger " yaitu manusia tanpa ciri yang bahagia. 

Dalam ajaran mawas diri yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentarem, terhadap 3 tahapan yang harus dilalui yaitu nyowong karep, memandu karep, dan membebaskan karep 

  • Nyowong karep berarti mengamati keinginan-keinginan yang ada dalam diri. Tahap ini bertujuan untuk mengenali dan menyadari apa saja yang menjadi motivasi, tujuan, harapan, dan cita-cita seseorang. Tahap ini juga bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi hambatan, rintangan, masalah, dan konflik yang dihadapi seseorang. Nyowong Karep akan menumbuhkan  sikap jujur, terbuka, dan kritis terhadap diri sendiri, dan juga menumbuhkan kemampuan untuk membedakan antara keinginan yang positif dan negatif, serta antara keinginan yang realistis dan tidak realistis.
  • Memandu karep berarti mengarahkan keinginan-keinginan tersebut sesuai dengan jalan alamiyah dan bertingkah laku benar. Memandu Karep bertujuan untuk menentukan prioritas, strategi, dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai keinginan-keinginan yang positif dan realistis. Selain itu, Memandu Karep juga bertujuan untuk menghindari atau mengatasi keinginan-keinginan yang negatif dan tidak realistis. Memandu Karep akan menumbuhkan sikap bijaksana, rasional, dan logis dalam mengambil keputusan. Selain itu, akan menciptakan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang ada.
  • Membebaskan karep berarti melepaskan diri dari ketergantungan pada keinginan-keinginan yang timbul pada diri. Dengan dapat Membebaskan Karep, seseorang akan mencapai keadaan jiwa yang tenang, damai, dan bahagia, mencapai keadaan jiwa yang tidak terikat, tidak terpengaruh, dan tidak terganggu oleh keinginan-keinginan yang bersifat duniawi. Membebaskan Karep akan menumbuhkan sifat rendah hati, syukur, dan sabar dalam menerima hasil. Membebaskan Karep membutuhkan kemampuan untuk melepaskan diri dari ego, nafsu, dan emosi yang negatif.  

Seorang Pemimpin yang dapat melalui 3 tahap untuk mencapai Mawas diri yaitu Nyowong Karep, Memandu Karep, dan Membebaskan Karep akan mampu menjadi pemimpin yang bijaksana, selalu bersyukur, memutuskan sesuatu secara benar dan takut untuk melakukan tindakan yang merugikan, serta menjadi pemimpin yang dapat mencegah adanya keburukan dan kecurangan yang terjadi pada sistem yang dipimpinnya.

Selain Konsep -- Konsep yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram tersebut, terdapat ajaran atau wejangan lain dari Ki Ageng Suryomentarem seperti Sifat -- sifat buruk yang harus di hindari dan di waspadai. Setidaknya terdapat 4 sifat buruk yang harus dihindari dan dihilangkan dari pribadi seseorang menurut Ki Ageng Suryomentarem yaitu Meri ( Iri Hati ), Pambegan ( Sombong, Angkuh ), Getun ( Kecewa pada keadaan yang telah terjadi ), Sumelang ( Khawatir, Was - was pada suatu hal dan keadaan yang belum terjadi )

  • Meri ( Iri Hati ) adalah sifat iri hati atau cemburu terhadap orang lain yang memiliki sesuatu yang lebih baik, seperti kekayaan, kecantikan, kekuasaan, atau keutamaan. Sifat ini menunjukkan bahwa seseorang merasa rendah diri dan tidak bersyukur dengan apa yang dimilikinya. Sifat ini juga menimbulkan rasa benci, dengki, dan permusuhan dengan orang yang diiri. Sifat ini dapat mengganggu kesehatan mental dan fisik seseorang, serta merusak hubungan sosial.
  • Pambegan ( Sombong, Angkuh ) adalah sifat sombong atau angkuh terhadap diri sendiri atau kelompoknya yang merasa lebih unggul, lebih benar, atau lebih mulia dari orang lain. Sifat ini menunjukkan bahwa seseorang tidak memiliki kerendahan hati dan tidak menghormati perbedaan dan keragaman. Sifat ini juga menimbulkan rasa congkak, arogan, dan kasar dengan orang yang dianggap lebih rendah. Sifat ini dapat menutup diri dari pembelajaran dan kritik, serta menimbulkan konflik dan permusuhan.
  • Getun ( Kecewa pada keadaan yang telah terjadi )  adalah sifat menyesal atau menyesali sesuatu yang telah terjadi di masa lalu, baik karena kesalahan, kegagalan, atau kehilangan. Sifat ini menunjukkan bahwa seseorang tidak dapat menerima kenyataan dan tidak dapat memaafkan diri sendiri atau orang lain. Sifat ini juga menimbulkan rasa bersalah, sedih, dan putus asa dengan masa depan. Sifat ini dapat menghambat perkembangan dan kemajuan diri, serta mengurangi kualitas hidup.
  • Sumelang  ( Khawatir, Was - was pada suatu hal dan keadaan yang belum terjadi ) adalah sifat khawatir atau cemas terhadap sesuatu yang belum terjadi di masa depan, baik karena resiko, ancaman, atau ketidakpastian. Sifat ini menunjukkan bahwa seseorang tidak memiliki kepercayaan diri dan tidak memiliki harapan yang baik. Sifat ini juga menimbulkan rasa takut, gelisah, dan stres dengan masa depan. Sifat ini dapat mengganggu konsentrasi dan produktivitas, serta menurunkan kesehatan mental dan fisik

Memiliki salah satu dari sifat - sifat buruk menurut Ki Ageng Suryomentarem tersbut dapat mengakibatkan seseorang menyimpan rasa luka yang dapat membuat nya kehilangan kepercayaan terhadap sesuatu dan dapat menyebabkan celaka yang berkelanjutan pada diri nya sendiri, seperti gangguan pada mental dan fisik. 

Seorang pemimpin tidak boleh memiliki sifat-sifat buruk tersebut menurut Ki Ageng Suryomentaram dalam memimpin suatu sistem, karena sifat-sifat tersebut dapat merugikan diri sendiri, bawahan, dan masyarakat.

  • Sifat Meri ( Iri Hati ) dapat membuat seorang pemimpin tidak mampu menghargai dan mengakui prestasi dan kontribusi bawahan atau orang lain, sehingga dapat menurunkan motivasi, loyalitas, dan kerjasama mereka. Sifat ini juga dapat membuat seorang pemimpin melakukan tindakan yang tidak etis, seperti mencuri, menipu, atau merusak hak dan harta orang lain, sehingga dapat menimbulkan konsekuensi hukum dan sosial.  
  • Sifat Pambegan ( Sombong, Angkuh ) dapat membuat seorang pemimpin tidak mampu menerima kritik, saran, atau masukan dari bawahan atau orang lain, sehingga dapat menghambat perkembangan dan kemajuan diri dan organisasi. Sifat ini juga dapat membuat seorang pemimpin melakukan tindakan yang tidak bijaksana, seperti memaksakan kehendak, menyalahgunakan wewenang, atau mengabaikan kepentingan bersama, sehingga dapat menimbulkan konflik dan permusuhan.
  • Sifat Getun ( Kecewa pada hal dan keadaan yang belum terjadi ) dapat membuat seorang pemimpin tidak mampu belajar dari kesalahan, kegagalan, atau kehilangan di masa lalu, sehingga dapat mengurangi kinerja, produktivitas, dan kreativitas diri dan organisasi. Sifat ini juga dapat membuat seorang pemimpin melakukan tindakan yang tidak produktif, seperti menyalahkan diri sendiri atau orang lain, menyerah, atau mengisolasi diri, sehingga dapat mengurangi kualitas hidup.  
  • Sifat Sumelang ( Khawatir, Was - was pada suatu hal dan keadaan yang belum terjadi )  dapat membuat seorang pemimpin tidak mampu menghadapi resiko, ancaman, atau ketidakpastian di masa depan, sehingga dapat mengurangi kepercayaan diri, harapan, dan optimisme diri dan organisasi. Sifat ini juga dapat membuat seorang pemimpin melakukan tindakan yang tidak rasional, seperti menghindari, menunda, atau mengambil keputusan yang buruk, sehingga dapat mengurangi peluang dan potensi.

Menurut Ki Ageng Suryomentarem, Pemimpin harus bisa menghilangkan sifat - sifat buruk tersebut agar bisa menjadi pemimpin yang baik dan menjadi cerminan yang baik bagi bawahannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari sifat - sifat buruk tersebut adalah dengan menerapkan konsep Mawas Diri, yaitu Nyowong Karep, Memandu Karep, dan Membebaskan Karep Sehingga, seorang Pemimpin dapat mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi secara optimal, sekaligus menjaga nilai-nilai moral, etika, dan hukum, salah satu nya mencegah dan menghentikan kasus korupsi yang terjadi di sistem yang ia pimpin.

Selain Mawas Diri, Ki Ageng Suryomentarem juga mengajarkan untuk Meminimalkan atau Nolkan " Sesal, Kuatir ", yaitu meminimalkan rasa penyesalan yang ada dalam diri, karena Ki Ageng Suryomentarem mengajarkan bahwa tidak mungkin seseorang susah selama lebih dari tiga hari atau senang lebih dari tiga hari, karena hidup selalu berganti antara susah dan senang. Oleh karena itu, seseorang harus bersikap sewajarnya, tidak berlebihan atau berkekurangan, dan bersyukur atas apa yang dimiliki. Ki Ageng Suryomentaram mengatakan:

"Salumahing bumi, sakurebing langit punika boten wonten barang ingkang pantes dipun padosi kanti mati-matian, utawi dipun ceri-ceri dipun tampik kanti mati-matian."

( Di atas bumi, di kolong langit ini tidak ada barang yang pantas dicari secara mati-matian, ataupun dihindari atau ditolak secara mati-matian. )

Selain meminimalkan rasa sesal, Ki Ageng Suryomentarem juga mengajarkan untuk meminimalkan rasa kekhawatiran yang ada pada diri . Ki Ageng Suryomentaram juga mengajarkan bahwa tidak ada yang pasti di dunia ini, kecuali kematian. Oleh karena itu, seseorang harus bersiap menghadapi segala kemungkinan, dan tidak takut mati. Ki Ageng Suryomentaram mengatakan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun