Pulau Timor adalah salah satu wilayah di Indonesia bagian selatan yang menyimpan kejutan mengagumkan. Di pulau yang menjadi lokasi kota Kupang, ibukota dari provinsi Nusa Tenggara Timur ini berdiri, memang dikenal memiliki cuaca yang panas. Namun siapa yang menyangka bahwa keras dan keringnya Pulau Timor ternyata menyimpan jutaan pesona kekayaan alam yang menakjubkan.Â
Pantai berpasir putih dengan perairan yang jernih, hutan yang unik nan menarik, serta kehidupan suku suku Timor yang hingga detik ini masih menjaga tradisi makin memperkaya Pulau Timor.
Timor adalah sebuah pulau di bagian selatan Nusantara, terbagi antara negara merdeka Timor Leste dan kawasan Timor Barat. Pulau Timor merupakan bagian dari provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki jumlah penduduk mencapai 3.183 Juta jiwa. Pulau Timor memiliki Luas sekitar 30.777 km dan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang rasio elektrifikasinya masih dibawah rata-rata nasional.Â
Rata-rata rasio elektrifikasi nasional saat ini sudah mencapai 97,13 persen, sedangkan rasio elektrifikasi Timor masih sebesar 60,82 persen atau yang terendah di Indonesia. Bahkan rasio elektrifikasi Timor masih lebih rendah dari Provinsi Papua sebesar 72,04 persen.
Sistem kelistrikan Pulau Timor saat ini dipasok dari Kupang dengan kawat transmisi 70 kVA. Sistem kelistrikan di Pulau Timor sudah terhubung dalam satu sistem dari Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, dan Kabupaten Malaka.Â
Pada tahun 2019, sistem kelistrikan di pulau Timor memproduksi listrik sebanyak 535 GWh dengan jumlah konsumen sebanyak 345,3 ribu dimana sebagian besar berasal dari rumah tangga. PLTD dan PLTU menjadi pembangkit yang paling banyak digunakan di Pulau Timor, dimana bahan bakar solar yang dipakai memiliki rasio pembangkitan rata-rata 0,3 liter / kWh dengan harga bahan bakar sebesar Rp. 5.150/liter.
Saat ini PLN sedang gencar untuk meningkatkan elektrifikasi di Provinsi NTT khususnya di pulau Timor itu sendiri guna meningkatkan minat pelaku usaha agar tertarik untuk berinvestasi di Pulau Timor. Maka dari itu, diperkirakan proyeksi kebutuhan listrik di Pulau Timor pada tahun 2028 1.162 GWH. Untuk mengatasi lonjakan kebutuhan listrik tersebut maka diperlukan pengembangan infrastruktur sistem tenaga listrik seperti pembangkit, transmisi, gardu induk, dan pemanfaatan energi terbarukan jika memungkinkan. Berdasarkan RUPTL PLN 2019-2028, PLN sudah mulai merencanakan dan bahkan sudah memulai proses pembangunan pembangkitan baru di Pulau Timor untuk dapat mengatasi kenaikan listrik yang pesat pada tahun 2028 mendatang. Adapun rencana PLN yang sedang direncanakan ataupun yang sudah dalam proses pembangunan.
Analisa total kebutuhan biaya investasi kelistirkan di Pulau Timor pada tahun 2028 dan membandingkannya dengan total kebutuhan biaya investasi kelistirkan di Pulau Timor pada tahun 2019. Perhitungan mengenai biaya penyediaan listrik di Pulau Timor kami lakukan dengan menggunakan software EnergyPLAN. Software ini dikembangkan oleh Kelompok Penelitian Perencanaan Energi Berkelanjutan di Aalborg University, Denmark. Perhitungan yang dapat dilakukan oleh software ini meliputi sistem kelistrikan, pemanas, pendingin, industri, transportasi, dan biaya total yang harus dikeluarkan.
Penggunaan energi matahari sebagai sumber energi terbarukan untuk Pulau Timor pada tahun 2028 dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan PLTD dan menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan namun tetap dengan proyeksi kebutuhan listrik sesuai dengan RUPTL yaitu 1.162 GWH. Dan kami juga mencoba membandingkan biaya yang harus dikeluarkan oleh PLN untuk membangun sistem kelistrikan di Pulau Timor jika tidak menggunakan data dari RUPTL dan dengan analisis kami sendiri yaitu menggunakan sumber energi terbarukan sebesar 30 MW. Hasilnya adalah sebagai berikut.
Penulis:
Kelompok Kajian Ekonomi Energi Program Studi Magister Teknik Tenaga Elektrik, STEI-ITB, Mei 2019.
Anggota:
Arpan Zaeni (23218106)
Sofyan Muhammad Ilman (23217331)
Muhammad Rifqi Azmi (23218071)
A. Fahrul Farid (23218041)
Hardiyansyah Rahmat N (23218012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H