Cuatan demi cuatan kita lancarkan dalam genggaman
Tak berhasil menarik atensi atau kepedulian
Mencolok demi sesuap nasi pun kau lancarkan
Tapi belum tentu dapat kebahagiaan yang diharapkan
Tantangan bertubi-tubi datang dengan tujuan
Apakah kita layak untuk berada di podium
Ataukah hanya berada pada kekososongan
Pada akhirnya peluh resah menemani hingga menjadi almarhum
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!