Teknik yang digunakan dalam psikoedukasi bersifat interaktif yaitu penyampaian materi yang dikombinasikan dengan permainan, refleksi, diskusi, presentasi, menganalisis film, serta analisis kasus. Materi yang akan disampaikan merupakan materi mengenai pengenalan diri mengenai potensi dan panggilan, pengenalan komunitas dan penyesuaian sosial.Â
Kegiatan dilakukan secara intensif setiap minggunya, kurang lebih 20 kali pertemuan selama 2 jam, yaitu pada bulan Juli 2023-Februari 2024. Pendampingan ini diharapkan dapat membekali para postulan untuk semakin mantap menjalani panggilan mereka sebagai imam yang akan hidup membiara.
Dalam setiap kegiatan, para calon imam selalu mendapatkan materi yang baru, dan merefleksikannya dalam kehidupan mereka. Setiap hasil refleksi akan didiskusikan dan menjadi masukan untuk para calon imam. Beberapa dokumentasi kegiatan dalam pengabdian masyarakat di Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati Tersuci Maria (SSCC) Bandung:
Akhir kegiatan dari psikoedukasi ini adalah evaluasi mengenai materi dan aktivitas. Para calon imam merasakan mereka mendapatkan ilmu yang sangat berguna untuk diri dan sosialnya. Mereka merasa lebih mengenal dirinya, panggilannya, dan terus berusaha memurnikan panggilan yang dimilikinya.Â
Para calon imam juga merasa memiliki bekal untuk pelayanannya nanti dalam umat, jika dirinya menjadi imam kelak.Â
Referensi
Riasnugrahani, M., Rahmani, K., & Yuspendi, Y. (2023). Psikoedukasi tentang Pengenalan dan Pengembangan Diri pada Postulan. DIKMAS: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian. https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas/article/download/2002/1452
Suparno, Paul. (2016). Hidup Membiara di Zaman Modern. Yogyakarta: Kanisius