Mohon tunggu...
mriasnugrahani
mriasnugrahani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Psikologi UK. Maranatha Bandung

Peneliti. Fokus : adaptasi diri, pengembangan potensi individu, keluarga, dan perilaku organisasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Optimalisasi Potensi Diri: Mengenali dan Mengembangkan Learning Agility

7 Desember 2020   14:15 Diperbarui: 7 Desember 2020   14:24 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 telah mengguncang banyak aspek dalam kehidupan kita, tidak terkecuali dalam hal pendidikan. Institusi pendidikan adalah salah satu organisasi yang terdampak langsung dari situasi pandemi ini, tidak terkecuali Lembaga Pendidikan Informal yang bergerak di bidang bahasa.

Berbagai perubahan terjadi, mulai dari berkurangnya kesempatan mengajar tatap muka dan munculnya tuntutan untuk segera memahami dan menggunakan berbagai aplikasi teknologi demi tercapainya tujuan pembelajaran. Perubahan yang sangat cepat dapat menimbulkan berbagai reaksi dari guru, mulai dari rasa kaget, bingung, menolak, bahkan frustrasi.

Guru tidak hanya berjibaku menghadapi perubahan ini namun juga tetap harus memikirkan anak didiknya yang juga mengalami kondisi yang sama. Beban guru menjadi lebih bertambah, karena selain memiliki banyak tuntutan untuk dirinya, ia pun dituntut memperhatikan kesejahteraan orang lain.

Banyaknya perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini menuntut setiap guru untuk cepat beradaptasi dan menguasai metode pembelajaran yang tepat dan efektif. Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan ditentukan oleh potensi kepribadian dan kemampuan belajar yang dimiliki guru. 

Guru diharapkan dapat mengenali kelebihan dan kekurangannya serta kemampuan adaptasinya, sehingga dapat mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki untuk menghadapi tuntutan terhadap diri.

Salah satu potensi yang harus dikembangkan guru adalah kemampuan learning agility, yaitu kemauan dan kemampuan untuk mempelajari kompetensi baru, baik untuk diterapkan pertama kali atau pada kondisi sulit dan berbeda (Gravett & Caldwell, 2016).

Learning agility merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi situasi yang menuntut adaptasi yang cepat. Guru yang memiliki learning agility akan terbuka pada pengalaman baru, mau belajar dan fleksibel, punya toleransi tinggi terhadap ketidakpastian, inovatif dan punya visi. Dengan kemampuan learning agility maka guru dapat menampilkan kinerja yang positif pada tugas-tugas yang baru.

Upaya pengenalan dan optimalisasi diri ini difasilitasi melalui pelatihan. Tujuan dari pelatihan learning agility adalah memberikan pemahaman pada guru tentang cara mengenali dirinya, kelebihan dan kekurangannya.

Pengenalan ini meliputi pengenalian karakteristik kepribadian dan kemampuan learning agility. Guru akan diajak untuk mengenali pula kaitan antara kepribadian dan kemampuan learning agility, agar dapat melakukan cara yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan tersebut. 

Untuk menghindari penyebaran virus Covid-19, maka pelatihan ini dilakukan secara daring, selama hampir 3 jam. Kelebihan dari pelatihan daring adalah dapat diikuti oleh berbagai peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Pada pelatihan ini hadir 46 peserta yang berasal dari Bandung, Baubau dan Denpasar. 

Materi Pelatihan 

Materi diawali dengan memberikan penilaian awal terhadap potensi diri guru, meliputi kepribadian dan kemampuan belajar. Penilaian ini dilakukan melalui pengisian kuesioner tentang trait kepribadian dan learning agility. Setelah itu diberikan materi mengenai 5 tipe kepribadian "OCEAN" (Costa & McCrae, 1985) yaitu penjelasan tentang ciri dan kekhasan perilaku dari tipe Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness dan Neuroticism. Peserta diajak mengenal tipe kepribadian dirinya melalui observasi diri terhadap perilakunya

Peserta juga diajak untuk memahami materi mengenai ciri dan kekhasan perilaku dari individu yang memiliki mental agility, person agility, change agility dan results agility (Gravett & Caldwell, 2016), dan melakukan observasi terhadap perilakunya selama ini, apakah telah menunjukkan ciri-ciri tersebut. Setelah melakukan refleksi, guru menetapkan langkah aksi untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pekerjaan.

Melalui pelatihan ini diharapkan para guru :

  1. Memahami siapa dirinya, kepribadian dan kemampuan yang dimilikinya sebagai modal dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari
  2. Guru-guru menjadi lebih bersemangat dan tergugah untuk mempelajari hal-hal baru, dan tidak segan menerapkannya di pekerjaan
  3. Guru-guru lebih memiliki keyakinan diri saat menghadapi berbagai perubahan dan tantangan dalam pekerjaannya.

Evaluasi Pelatihan

Pada tahap ini setiap peserta melakukan evaluasi terkait materi yang diterima pada hari ini. Para peserta diminta untuk menyampaikan penghayatan dan perasaannya setelah mendengarkan dan berdiskusi mengenai materi.

Sebagian besar peserta merasakan bahwa mereka menjadi lebih termotivasi dan tercerahkan bahkan memiliki keinginan untuk lebih mengenal dirinya lagi agar dapat menjadi guru yang lebih baik. Para guru merasa lebih mengenali diri dan termotivasi untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam lingkungan kerjanya.

Simpulan

Kegiatan ini memberikan pemahaman kepada para guru untuk mengenali potensi diri berupa kepribadian dan kemampuan learning agility. Kedua potensi ini sangat diperlukan bagi para guru dalam menghadapi berbagai perubahan yang sangat cepat dalam dunia Pendidikan.

Guru yang memiliki kepribadian openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan emotional stability akan lebih mudah menjadi agile dalam menghadapi perubahan dan siap secara mental maupun perilaku dalam beradaptasi.

Daftar pustaka

Gravett, L.S.; Caldwell, S.A. (2016). Learning Agility: The Impact on Recruitment and Retention. Palgrave Macmillan:New York, NY, USA

McCrae, R. R., & Costa, P. T. (1985). Updating Norman's "adequacy taxonomy": Intelligence and personality dimensions in natural language and in questionnaires. Journal of personality and social psychology, 49(3), 710.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun