Dalam sambutannya, ketua panitia tidak banyak memyampaikan sambutannya, kecuali ucapan terimakasih, permintaan maaf dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada hadirin yang telah menyempatkan waktunya datang ke acara tersebut.
Sebelum memungkasi sambutannya, Fatur memandu hadirin untuk menirukannya. Jika ia teriak PMII, hadirin disuruh menjawab dengan serempak, JAYA!!!
"Sebelum saya akhiri sambutan ini, saya ingin meneriakkan yel-yel secara bersama2 biar semakin membuat kita semua semangat. Jika saya mengucapkan PMII, mohon sahabat dan hadirin menjawab, Jaya." Pinta Fatur kepada hadirin.
"PMII....!!!" Teriak Fatur dengan lantang dan menggelegar. Mendengarnya, mengingatkan saya pada aksi turun jalan saat menjadi mahasiswa puluhan tahun lalu. Terkenang masa heroisme menjadi mahasiswa dan kader PMII. Mungkin perasaan tersebut juga dirasakan oleh semua hadirin.
"Jaya...!!!" Balas hadirin serentak tidak kalah lantang dan menggelegarnya. Teriakan tersebut diulangi sampai tiga kali kemudian ditutup dengan salam. Selanjutnya tepuk tangan riuh hadirin mengiringi langkah Fatur turun dari panggung acara.
Kemudian pembawa acara menyebut nama untuk sambutan kedua, tentu saja ketua IKA PMII Lamongan, Rahadi Puguh Raharjo yang terdaulat. Dalam sambutannya sahabat Puguh menyampaikan pentingnya menyambung silaturrahmi sekaligus menjalin komunikasi antara angkatan kader PMII. Dengan adanya Rumah Pergerakan ini, diharpkan gerakan penguatan civil society di kabupaten Lamongan semakin matang.
Dengan kematangan civil society kepemimpinan di Lamongan akan berpihak kepada rakyat. Dengan itu kesejahteraan yang selama ini diperjuangkan PMII akan terwujud. Semoga.Â
"Hidup PMII." Teriak sahabat Puguh dijawab serentak hadirin, "Hidup!!" Kemudian sambutan ditutup dengan salam. Tepuk tangan riuh hadirin mengiringi langkah mas Puguh kembali ke tempat duduknya semula.
Kemudian sambutan ketiga sekaligus di daulat sebagai orasi pergerakan sore itu, KH. Bi'in Abdussalam, menyatakan rumah besar PMII adalah NU.
"Sebagaimana keputusan muktamar ke 33 di Jombang, PMII telah ditetapkam sebagai badan otonom NU. Dengan demikian, rumah besar PMII tiada bukan adalah NU. Menjadi bagian NU, PMII dituntut untuk senantiasa memperjuangkan Islam ala ahlus Sunnah wal jamaah di manapun berada. Bagi PMII, kampus atau perguruan tinggi menjadi medan perjuangannya." Ucap Kyai Bi'in dalam orasinya.
Kemudian Kyai yang juga mahir menyanyi tersebut menambahkan. Bahwa dalam menjalankan tugas dan perjuangan, keikhlasan hati dan kesabar dalam setiap langkah adalah modal utama. Â Â