Mohon tunggu...
Muhammad Rosyihan Hendrawan
Muhammad Rosyihan Hendrawan Mohon Tunggu... profesional -

Pribumi, sedikit melankolis, penikmat literasi, bibliofilia, librocubicularist, anggota Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII),

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Pustakawan Referensi dan Mesin Pencari

22 Maret 2014   15:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:37 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Google can bring you back 100.000 answers. A librarian can bring you back the right one."
Neil Gaiman (aktor dan penulis dunia)

Saat ini kita telah berada pada zaman informasi, dimana sirkulasi informasi semakin cepat layaknya udara yang kita hirup tiap detik. Informasi pun semakin beragam bila ditinjau dari segi media, isi, dan cakupannya.

Sejak kemunculan internet, tumbuh subur pula beragam mesin pencari yang menawarkan diri sebagai akses informasi tercanggih dan pengindeks informasi yang tak terkira jumlahnya, maka tidak heran ada plesetan beberapa waktu lalu di dalam sebuah artikel majalah terkemuka dunia yang bertuliskan “Google makes your brain fully loaded?” Cukup menggelikan sekaligus ironis mendengarnya.

Perpustakaan dengan pustakawan referensinya saling berhadapan dengan mesin pencari di internet tersebut. Salah satu contohnya para pustakawan referensi di Perpustakaan Universitas Indonesia, pengetahuan dan keterampilan mereka merupakan sumber daya yang sangat besar.

***

Mahasiswa sangat beruntung bila memanfaatkan jasa mereka terutama ketika melakukan penelitian dan penelusuran informasi yang bersifat spesifik. Pengalaman tersebut telah saya alami pada saat menjalani tahun pertama belajar di Universitas Indonesia beberapa waktu lalu. Salah satu pustakawan referensi, Pak Puwono

Di ruangan beliau terdapat sebuah Personal Computer (PC) yang digunakan sebagai pemeriksa ulasan-ulasan beberapa sumber informasi, baik yang telah dikumpulkan, disaring maupun yang siap didesiminasikan. Ketika menulis tugas makalah ilmiah atau mengerjakan sebuah tulisan untuk penelitian, saya sendiri merasa menemukan bagian tersulit saat prosesnya yaitu bagaimana menemukan sumber informasi yang berkualitas. Saya yakin para pembaca sekalian pernah mengalami hal yang sama.

Solusi yang saya ambil untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan berkonsultasi baik secara tatap muka maupun online dengan Pak Purwono. Bagaimana hasilnya? Tentu saja hal tersebut sangat membantu proses dari mulai penyusunan draft hingga hasil akhir makalah ilmiah atau tulisan untuk penelitian yang saya kerjakan.

Jadi saat saya terjebak di dalam labirin mesin pecari di internet dan mengalami kemiskinan ide, maka pustakawan referensilah salah satu solusinya. Berkomunikasi dengan pustakawan referensi secara langsung dapat memberikan bantuan yang bersifat khusus dalam memecahkan kebuntuan ide.

***

Para pustakawan referensi tersebut jelas sekali memiliki apa yang disebut dengan keterampilan dan pengetahuan khusus dalam menyelesaikan tugas melayani kebutuhan informasi setiap pemustaka secara tuntas. Saya mengamati bahwa terdapat dua poin penting yang mereka terus lakukan dalam bertugas, yaitu :

Pertama, mereka mengikuti penelitian yang berkembang khususnya di lingkungan Universitas Indonesia, dengan sistematis meruak (browsing), mencari, menyaring, dan mengulas abstrak serta isi dari jurnal-jurnal elektronik yang dilanggan oleh perpustakaan Universitas Indonesia maupun lainnya, selain itu mereka melacak secara terbarukan tentang bidang keilmuan dari para civitas akademika terutama dosen dan mahasiswa.

Kedua, bahwa mereka menerapkan proses pembelajaran yang komunikatif, para pustakawan referensi giat melakuakan kegiatan sosialisasi secara persuasif dan pendidikan pemakai berkelanjutan pada civitas akademika yang disesuaikan dengan bidang masing-masing, baik dari pemula sampai pakar.

Jadi bagaimana cara mereka mengarahkan para civitas akademika sehingga tepat menuju sumber informasi tentang topik tertentu? Salah satu caranya adalah membuat titik poin untuk penelitian dari sumber artikel yang berupa ulasan (review). Dari sanalah mereka menemukan berbagai kata kunci serta terobosan dalam menjaga hidupnya layanan referensi secara prima.

Pada akhirnya mesin pencari dan internet hanyalah alat dan teknologi untuk menunjang kegiatan layanan referensi di perpustakaan, maka faktor manuasialah yang sangat penting dan menentukan. Saya percaya bahwa dampak dari peran profesi pustakawan dapat terlihat, lalu bukankah pustakawan itu sebenarnya agen informasi yang berhati mulia? []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun