Awal perjalananku mengenal Musik
Pada tahun 2001 tanggal 28 bulan November lahirlah seorang bayi laki-laki yang tampan rupawan, bayi itu sangat diharapkan orangtuanya agar menjadi anak yang sholeh, pandai beragama, dan tahu jalan mana yang paling baik untuk menuju ke surga-Nya. Ya bayi itu adalah saya sekarang setelah 21 tahun kemudian, mengambil jalan yang jauh sekali dengan apa yang di harapakan orangtua saya.
Mungkin sekitar tahun 2013-2014 saya memulai kehidupan saya menjadi santri yang mondok di pesantren tahfidz dan memulai hidup layaknya seorang penghafal quran. Pagi, siang, sore dan malam hari terus dan terus menghafal dan melantunkan ayat suci Al-Quran sembari mempelajari tentang apa itu agama islam.Â
Dengan berbagai larangan pondok, salah satunya mendengarkan musik yang membuat saya tidak mengetahui apa-apa tentang musik, bahkan saat itu saya membenci hal-hal berbau musik karena efek yang diberikan saat menghafal musik sangat menyebalkan yaitu kehilangan hafalan quran yang susah payah saya hafal setiap waktunya.
Bahkan mungkin pada umumnya jika seseorang jatuh cinta kepada lawan jenis, mereka akan mendengarkan lagu tentang cinta, atau mengirimkannya kepada sang kekasih benarkan?. Tapi coba tebak apa yang terjadi pada saya, saya bahkan menasihati "cinta monyet" saya pada saat itu tentang untuk tidak mendengarkan lagu dan kebetulan dia adalah seorang hafidzah yang sudah menghafal 30 juz Al-Quran.Â
Pada saat itu kami bertemu pada acara pondok yang dimana acara itu mempertemukan antara santri Ikhwan dan akhwat. Setelah itu saya bertemu dengannya, dan beberapa pembicaraan telah kami lewati yang kemudian dia mengajak saya untuk satu panggung saat acara wisuda, dimana dia akan berada di panggung wisuda yang mewisudakan santri 30 juz, sedangkan saya yang pada saat itu masih terbilang nakal karena sering bolos untuk bermain ke sungai, sawah dll. Mencari hiburan dengan salah satu anak ketua Yayasan pondok.Â
Mendengar ajakan tersebut saya termotivasi sekali untuk menjadi lebih giat dari sebelumnya. Apakah kalian mengetahui jam tidur Presiden RI ke-3? Ya beliau hanya tidur 4 jam sehari, dan saya pada saat itu hanya membutuhkan 2 jam! Karena motivasi saya sanggup bangun tidur jam 3 pagi dan tidur Kembali jam 1 pagi lagi hanya untuk mengejar target hafalan. Dan kehidupan itu terus berlanjut tanpa mendengarkan musik sampai dimana saya lulus dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya.Â
Saat itu lah hubungan kami pudar dan terputus. Melanjutkan ke jenjang selanjutnya saya pindah pondok karena saya merasa bosan jika mondok di satu tempat yang sama selama 6 tahun.
Pondok yang selanjutnya saya injak ada di kota Garut, sekitar tahun 2016-2017 disanalah saya belajar tentang banyak sekali pelajaran hidup dan kemandirian yang benar. Saya tidak merasa terkekang di dalamnya, dan menurut saya tempat itulah tempat paling cocok untuk saya, yang tidak ingin merasa terkekang, tapi bukan berarti saya ingin melakukan hal-hal yang nakal. Justru karena kekangan, saya merasa diri saya kurang untuk menjadi lebih baik.
Dan pada saat itulah saya mulai mengenal apa itu musik, dan bagaimana indahnya suatu karya atau lagu. Dari situlah saya menyadari bahwa musik itu bukanlah hal yang haram, melainkan sesuatu yang mubah karena ada dalil dalam islam semua muamalah adalah boleh selagi tidak ada dalil yang mengharamkannya. Dan sejauh ini saya belum menemukan sebuah hadits yang tegas melarang musik. Adapun larangan-larangan itu terhadap musik, kepada musik yang membuat diri menjadi lalai, ceroboh, malas dll.Â
Sedangkan di zaman nabi Muhammad saja musik di pakai untuk menyambut Beliau, Ketika beliau tiba di Madinah setelah perjalanan hijrahnya yang Panjang, para kaum anshar melantunkan lagu menggunakan alat musik dan nabi tidak melarang itu.Â