Tak pernah ku tahu
Apa yang selalu kau lakukan di sudut tempat tidurku
kau letakkan aku dipelukmu sambil bacakan sebuah buku
tak henti suaramu bisikkan  dunia padaku
Bahkan sang waktu tak mampu hilangkan niatan qalbu
mungkinkah kau candu?
Tak pernah ku tahu
Apa yang kau lakukan di luar jendela kelasku
menatapku rindu seakan takkan lagi bertemu
Sampai suatu saat ku Tanya padamu
Merajut sayap ucapmu
Untuk ulat hijauku yang lucu
Pernah ku tahu ada yang lain dari senymmu har i itu
Ku tau itu bkan hanya luka, tapi juga duka
Bukan hanya basah air mata, namun juga medrah darah
Walau ratusan air mata membasahi pipimu
Namun jutaan senyum itu yang selalu kau berikan padaku
Mungkin suatu saat kita akan dipisahkan waktu
Namun sayap ini akan selalu melekat di bahu
Meyakinkanku ketika ragu
Mengingatkanku ketika rindu
Mungkin hanya  ini yang mampu kuberikan padamu
Sebagai lambang terima kasih dari dalam hatiku
Untuk sang perajut sayapku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H