Mohon tunggu...
Wahyu irawan
Wahyu irawan Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang aktivis pengamat transportasi dan pengamat kebijakan publik

Seorang aktivis pengamat transportasi dan pengamat kebijakan publik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anggaran IMO Disunat, PT KAI Nombok Biaya Prasarana

13 Maret 2018   11:50 Diperbarui: 13 Maret 2018   12:15 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel Penguna Kereta Api Setiap Tahun 2013 - 2017

Sehingga pada tahun 2017 anggaran IMO naik lagi menjadi Rp. 1.650.000.000.000, namun yang menganjal disini adalah biaya anggaran imo pada tahun 2018 menurun 22% yang hanya diberikan anggaran 1,3 T.

Tabel Penguna Kereta Api Setiap Tahun 2013 - 2017

Tabel Penguna Kereta Api Setiap Tahun 2013 - 2017
Tabel Penguna Kereta Api Setiap Tahun 2013 - 2017
Jika kita membandingkan dengan jumlah pengguna dan kepadatan moda perjalanan kereta api setiap tahunya tentu dana pemeliharaan pada tatun ini begitu minim dan tidak masuk akal, apa lagi moda transportasi kereta api adalah salah satu yang menyumbang pendapatan negara.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) lewat Direktorat Jenderal Perkeretaapian harus memberikan dana IMO yang lebih besar dari pada tahun 2017 karena mengingat pengguna jasa transportasi ini semakin meningkat sehingga untuk melakukan biaya perawatan harus ditingkatkan.

Biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. KAI untuk pemeliharaan track total Rp 3,4 triliun sedangkan dana IMO yang digunakan untuk meningkatkan keselamatan perkeretaapian hanya sebesar Rp 1,3 triliun. Melihat akan pentingnya keselamatan dan peningkatan prasarana perkeretaapian seharusnya  Kemenhub memberikan dana yang cukup untuk biaya perawatan yang ada, salah satunya adalah seperti gambar berikut ini : 

Rel mengantung karena longsor
Rel mengantung karena longsor

Rel terkena dampak banjir
Rel terkena dampak banjir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun