Mohon tunggu...
M Reindy
M Reindy Mohon Tunggu... -

Asking good questions is half of learning

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tawuran Pelajar Penyebab Bentrokan Antarwarga di Saparua

29 November 2012   04:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:30 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Rabu tanggal 28 November 2012 di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah kembali terjadi bentrokan antara warga Negeri Porto dan Negeri Haria yang mengakibatkan 3 orang tewas terkena peluru tajam. Situasi di kedua negeri tersebut cukup mencekam, hingga tadi malam rentetan senjata api dan ledakan bom terus bersahutan.

[caption id="attachment_226512" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi (sapulidinews.com)"][/caption]

Kronologis kejadian :

Bentrok antar kedua negeri berawal dari tawuran antar siswa asal Negeri Porto dan Negeri Haria yang bersekolah di SMAN 1 dan SMKN 1 Saparua. Tawuran terjadi sekitar pukul  13.00 Wit, bertempat di Jalan Pantai Waisisil. Saat itu siswa SMAN 1 Saparua asal Negeri Porto baru saja pulang dari sekolah, tiba-tiba ada sekelompok siswa asal Haria keluar dari semak-semak di seputaran Jalan Waisisil dan memukul anak-anak asal Porto. Akibat kejadian tersebut, Elton Leikena (17), siswa kelas III SMKN I terkena lemparan batu, sehingga kepala bagian kiri belakang terluka dan mengeluarkan darah. Namun selang beberapa menit kemudian, aparat keamanan dari Polsek Saparua tiba dan mengejar kelompok siswa Haria sehingga berhasil menangkap tiga orang yaitu Lukas Pelamonia (17) siswa Kelas III SMAN 1 Saparua, Jack Souisa (18) siswa kelas III SMAN 1 Saparua dan Wellem Komul (16) siswa Kelas I SMKN I Saparua, setelah dilakukan pemeriksaan pada pukul 17.00 WIT ketiga pelajar tersebut dilepaskan.

Sementara itu, di lokasi yang berbeda pada pukul 13.30 WIT telah terjadi pelemparan mobil angkot jurusan Haria di Desa Tiow dengan pengemudi Josep Souisa (47) yang dilakukan oleh sekelompok siswa SMKN I asal Porto. Akibat pelemparan tersebut, kaca lampu rem belakang pecah. Dari kejadian tersebut, aparat keamanan dari Polsek Saparua mengamankan sedikitnya enam orang siswa SMKN I asal Porto yaitu Arthur Sahertian (17), Wilson Nanlohy (18), Andre Latupeirissa (16), Simon Nanlohy (17), Freddy Lopulalan (18) dan Elton Leikena (18).

Kemudian pada pukul 15.30 WIT, terjadi ledakan bom rakitan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal (OTK) di depan Jalan SD Inpres Porto. Walau tidak ada korban jiwa, namun menimbulkan konsentrasi massa dari warga Negeri Porto. Selanjutnya pada pukul 16.00 WIT, terdengar lagi bunyi ledakan bom rakitan di wilayah perbatasan Air Raja (perbatasan kedua negeri) yang diikuti oleh bunyi rentetan senjata api dari OTK. Selang beberapa waktu, terdengar lagi bunyi ledakan bom rakitan sebanyak dua kali berikut rentetan senjata api di perbatasan kedua negeri tersebut dan kali ini menimbulkan korban jiwa dari warga Negeri Porto, yakni Johny Takaria (40) yang tewas terkena peluru tajam tepat di pelipis kanannya hingga tembus ke belakang.

Sekitar pukul 18.30 WIT, di tempat lain terjadi pula penembakan terhadap dua orang nelayan warga Negeri Haria yang baru saja pulang melaut di pelabuhan speedboat Negeri Haria oleh OTK. Kedua korban yang bernama Agustinus Komul (60) dan menantunya Polly Kaya (40) langsung roboh terkena peluru tajam di atas perahu ketinting milik mereka dan akhirnya meninggal dunia.

Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKBP Suharwiyono mengatakan pihaknya sudah mengerahkan pasukan ke Negeri Porto dan Negeri Haria guna membantu Polsek Saparua mengendalikan situasi keamanan di kedua negeri.

Meski bentrokan semacam ini sudah kerap terjadi pada kedua negeri, kita semua tetap berharap situasi di Negeri Porto dan Negeri Haria berangsur kondusif, sehingga masyarakat dapat melakukan aktifitasnya seperti biasa. Jika terjadi permasalahan antar warga janganlah melakukan tindakan di luar hukum yang berlaku, karena hanya akan menimbulkan penderitaan dan kerugian kita semata.

Tawuran antar pelajar yang menjadi penyebab terjadinya bentrokan antarwarga seyogyanya dapat dieliminir oleh masyarakat setempat dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang justru dapat memperpanas situasi, walau ada saja provokator-provokator yang mencoba untuk memperkeruh suasana di kedua negeri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun