Aku berdiri menatap jalan ku yang gelap.
Di setiap napasku adalah setan yang haus akan darah.
Di tiap nadiku adalah iblis yang haus akan kematian
Di hatiku di selimuti dendam dan kebencian yang membara
Bagai gunung kebencian yang siap meledak tuk hancurkanmu sang penghianat cinta.
Sampai tak kukenal lagi kau cinta
Hatiku hitam legam bagai kabut malam yang menyelimuti dunia
Iblis tlah merasuk dalam sukmaku membimbingku ke jalan yang nista
larilah sejauh yang kau bisa cinta
Kau pasti ku temukan dan akan ku musnahkan kau
Dengan pasukan srigalaku yang liar
Tiap tetesan darahmu adalah dendamku
Tiap cabikan kulitmu adalah nafsu angkaraku
Karnakau tlah menghacurkan istana cintaku
Kini giliranku merenggut semu bahagiamu
Wahai penguasa kegelapan restuilah hambamu yang sedang murka
Kusujud leburkan diri wahai penguasa kegelapan
Kusembahkan jiwa ini utukmu
Sebagai ganti restumu tuk hancurkan dia yang tlah menghancurkan mimipiku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H