Dampak dari pandemi Covid-19 sangat di rasakan oleh banyak sector usaha di seluruh dunia saat ini. Banyak perusahaan-perusahaan yang tidak bisa menjalankan usahanya seperti biasa. Menyebabkan perusahaan mengalami penurunan pendapatan bahkan sampai tidak ada pendapatan sama sekali.
Ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 membuat banyak perusahaan mulai mengalami penurunan omzet sehingga jika pandemi berkepanjangan dikhawatirkan perusahaan tidak akan bertahan lama.
Sehingga selalu menyiapkan Dana Darurat dan Cash perusahaan sangat penting untuk di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.
Karena bukan hanya pandemic Covid-19 saja yang bisa membuat usaha collapse, namun juga beberapa bencana lain yang mungkin terjadi, seperti bencana alam, kebakaran, kerusuhan/peperangan.
Serta Cashflow atau arus kas yang merupakan hal penting dalam manajemen keuangan suatu bisnis juga harus lebih diperhatikan disaat seperti ini. Tanpa adanya uang Cash, maka operasional perusahaan juga sulit untuk berjalan lancar.
Lalu berapa Cash Perusahaan yang harus selalu disiapkan untuk menghadapi situasi seperti ini?
Menurut para pakar bisnis sangat penting memiliki Cash untuk dapat menanggung beban/biaya perusahaan minimal 6 bulan kedepan, atau semakin banyak akan semakin baik.
Pengalaman krisis yang di alami Indonesia di tahun 1998, 2008 dan 2020 (saat ini yang disebabkan oleh Covid-19), seharusnya membuat para business owner sadar akan pentingnya menyiapkan dana darurat dan cash perusahaan yang cukup sehingga perusahaan tidak mudah collapse dan mampu bertahan di tengah krisis.
Bagaimana cara menghitung Cash Perusahaan/Dana Darurat untuk Perusahaan?
Contoh kasusnya seperti saat pandemi Covid-19 saat ini,
PT September Ceria merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang makanan,
Dalam sebulan PT September ceria harus membayar
sewa untuk kantor, pabrik dan store : Rp 50.000.000
Karyawan sebanyak 15 orang : Rp 60.000.000
Biaya Produksi rata-rata : Rp 90.000.000
Biaya Lain-lain (overhead) : Rp 20.000.000
Total Biaya : Rp 220.000.000,-
Maka Cash Perusahaan/Dana Darurat yang harus ada minimal : Rp 230.000.000 x 6 = Rp 1.320.000.000,-
Namun disaat pandemi berlangsung, jangan karena sudah menyiapkan cash yang cukup, itu dirasa sudah cukup untuk bertahan di saat pandemi.
Selain menyiapkan dana darurat, kita juga harus perhatikan hal-hal berikut :
Menekan biaya perusahaan sebisa mungkin dengan membatasi dan prioritaskan pengeluaran bisnis saat ini.
Tingkatkan Promosi agar Menambah Penjualan, Berikan potongan harga untuk menarik konsumen. Terlebih, jika kita sudah menekan biaya produksi tentu potongan harga yang diberikan tetap dapat menjaga kestabilan keuangan dan mendatangkan profit.
Siapkan Rencana Cadangan dalam menghadapi situasi pandemic saat ini, karena banyak hal tak terduga yang bisa terjadi. Misalnya harga bahan baku yang meningkat atau pengiriman yang terhambat. Kita harus menyiapkan strategi untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Misalnya dengan melakukan inovasi, sehingga jika saat bahan baku keju sedang naik, kita bisa mengganti menu lain yang tidak perlu menggunakan keju dalam komposisinya. Atau kita bisa mencari supplier lain yang menjual keju dengan harga yang masih rendah.
Perhatikan Cashflow atau arus kas perusahaan secara berkala. Cash Flow atau Laporan arus kas dapat memprediksi pemasukan dan pengeluaran perusahaan pada periode berikutnya sehingga kita dapat merencanakan strategi bisnis yang tepat dan membuat keputusan yang lebih cepat.
MRB Finance^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H