Return on Investment atau ROI secara singkat adalah presentase laba atas investasi usaha yang kita lakukan.
Return on Investment (ROI) juga dikenal dalam istilah Rate On Return atau Rate of Profit.
ROI adalah berupa presentase(%), bukan dalam bentuk decimal.
ROI sangat penting untuk dipertimbangkan sebelum melakukan sebuah investasi.
Untuk standard ROI dalam investasi pasar saham, harus di atas bunga deposito yaitu 5%.
Maka jika kita menginvestasikan ke dalam suatu saham nilai analisa ROI nya harus diatas 5%
Cara Menghitung ROI singkat & mudah
Dalam menghitung ROI sebenarnya tidak terlalu rumit, berikut rumusnya.
Gambar di atas berarti tingkat ROI yang diperoleh dengan modal Rp 10 juta adalah 150%
Dalam melakukan usaha, memang penting menghitung ROI secara akurat untuk melihat kepastian apakah usaha yang dijalani dapat dikembangkan dan terus mendapat untung atau tidak.
Dengan menghitung ROI, jumlah margin keuntungan yang diperoleh bisa dilihat. Apakah jika investasi yang ditanamkan lebih banyak memiliki keuntungan lebih atau malah lebih sedikit. Patokan ini biasanya yang diacu apakah jenis usaha itu bisa berkembang atau tidak.
Contoh kasus Investasi perhitungan ROI :
Investasi A modal : Rp 1.000
Profit :Rp 100
maka nilai ROI 10 %
Investasi B modal : Rp 100
Profit : Rp 50
Presentasi ROI 50 %.
Bisa dilihat investasi B dengan jumlah investasi lebih kecil, profitnya juga lebih kecil namun dengan rasio ROI yang jauh lebih besar dibandingkan investasi A.
Dilihat dari data itu, investasi B lebih baik dibandingkan investasi A dan tentu saja akan menarik lebih banyak para penanam modal investasi dibandingkan investasi A.
Contoh yang lebih rumit :
Saya melakukan investasi untuk sebuah produk setiap bulan menyetor Rp 5jt dalam 1 tahun.
Dan ada biaya produk atas investasi tersebut
- Biaya transaksi per bulan 0.5% dari Rp 5jt (Rp 25.000) = Rp 300.000/tahun
- Biaya pengelolaan pertahun 2% (dari Rp 60jt) = Rp 1.200.000/tahun
Produk tersebut memperoleh keuntungan 10% dalam 1 tahun (10% * 60jt) = Rp 6.000.000
ROI = 9,75% -- 6,5% = 3,25%
ROI bersih yaitu 3.25%, maka bisa dilihat bahwa investasi tersebut tidak bisa dibilang bahwa itu adalah investasi yang kurang bagus.
Kegunaan Analisa ROI (Return on Investment)
- Analisis ROI digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja, produksi, dan penjualan dalam sebuah perusahaan.
- ROI dapat menganalisa tingkat pengembalian investasi yang memudahkan Investor untuk mengetahui dan memahami kelemahan serta kekuatan perusahaan dibandingkan dengan kompetitor lain yang sejenis.
- Analisa ROI dapat mengukur suatu profitabilitas dari masing-masing produk sebuah perusahaan.
- Analisis ROI jika dilakukan dengan baik dapat membantu kita untuk menentukan alokasi biaya dan modal yang dibutuhkan oleh masing-masing divisi di dalam perusahaan dengan tepat. Ini berpengaruh dalam meminimalisir kerugian material yang tidak diinginkan.
- Perhitungan ROI juga berguna untuk melakukan kontrol dan perencanaan. Perhitungan ini dapat digunakan sebagai dasar ketika perusahaan ingin melakukan ekspansi.
Kelemahan Analisa ROI (Return on Investment)
- Sulit membandingkan ROI setiap perusahaan walaupun sejenis. Karena berbedanya penerapan system akunting digunakan tiap-tiap perusahaan.
- Analis ROI terkadang tidak memasukan unsur biaya pada investasi dalam perhitungannya. Jadi ROI yang tinggi sebenarnya belum tentu itu adalah ROI bersih, maka benar-benar harus perhatikan biaya-biaya pada investasi.
Nah, sekarang sudah tahu kan, apa itu ROI, cara menghitung ROI, serta kegunaan dan kelemahannya.
ROI itu penting yaa, untuk diperhitungkan sebelum memulai atau melakukan investasi sebuah usaha.
Cara hitungnya gampang banget kan? cukup 5 menit.
Tapi harus benar-benar diperhatikan biaya-biaya apa yang dikeluarkan saat Investasi.
Jika kalian rasa artikel ini bermanfaat, bisa di share ke rekan-rekan kalian yang membutuhkan informasi ini ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H