[caption id="attachment_354969" align="aligncenter" width="506" caption="Samsung Galaxy S6 & S6 Edge (Diolah dari samsungmobilepress.com)"][/caption]
Pada tanggal 1 Maret yang lalu, Samsung menggelar event tingkat global pertamanya bertajuk "Samsung Global Unpacked 2015" yang diadakan bersamaan dengan pameran tahunan Mobile World Congress 2015. Karena tidak menyaksikan secara langsung perhelatan tersebut di lokasi, saya menonton melalui live streaming di akun YouTube Samsung Mobile untuk mendapatkan ambience yang kurang lebih sama.
Bintang di acara ini, tidak lain adalah CEO JK Shin. Kehadirannya layak ditunggu sebagai orang nomor satu yang menakhodai Samsung Electronics untuk produk mobile dan IT. JK Shin memasuki panggung dengan tenang dan percaya diri, kharisma seorang pemimpin yang terpancar. Dia mengatakan bahwa Samsung mengumumkan produk "What's Next" sebagai hasil dari filosofi simpel yang membawa Samsung menjadi pemimpin smartphone di dunia, yaitu relentless innovation. Inovasi tiada henti.
Lahirlah produk yang paling ditunggu-tunggu: Samsung GALAXY S6. Berbeda dengan sebelumnya, seri flagship S Series ini hadir dengan dua varian sekaligus yakni S6 dan S6 edge. Perbedaannya adalah S6 memiliki layar datar, sedangkan S6 Edge memiliki layar dengan dua sisi yang melengkung seperti evolusi dari Note Edge.
"Ini adalah smartphone paling canggih di dunia, dengan kemampuan yang tidak bisa ditandingi ponsel lain," ujar JK Shin berpromosi. Setiap lahirnya generasi baru S Series, masyarakat memang selalu menunggu kejutan atau fitur baru apa yang menjadi keunggulannya. Karena persepsi publik yang buruk terhadap produk memberi dampak yang sangat besar bagi perusahaan. Tragedi ini terjadi persis di generasi sebelumnya, Samsung Galaxy S5.
Flagship yang dirilis tahun 2014 ini dianggap publik mengecewakan karena tidak banyak hal baru yang dibawa. Fiturnya tetap melimpah, namun dibungkus dengan desain body yang monoton dan membosankan. Hasilnya? Mengutip berita dari Tribunnews, menurut Samsung dalam tiga bulan semenjak diluncurkan pada April 2014 lalu, penjualan Galaxy S5 lebih rendah 40 persen dibanding target yang dipatok. Samsung berhasil menjual 12 juta unit Galaxy S5 dalam tiga bulan pertamanya sejak diluncurkan. Dibandingkan dengan pendahulunya, Galaxy S4, Samsung berhasil menjual 16 juta unit dalam tiga bulan pertamanya. Profitnya pun menurun sebesar 74 persen di kuartal tiga 2014 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Hal itu diakui sendiri oleh JK Shin dalam pernyataannya,"Setelah mendengarkan apa yang diinginkan oleh konsumen serta belajar dari kesuksesan maupun kesalahan, kami terus berusaha mendesak ke depan teknologi dan ide baru." Samsung rupanya cepat belajar dan tidak ingin mengulang kegagalan di masa lalu. Mereka melakukan banyak pengembangan baik dari aspek teknis maupun desain. Kedua smartphone ini diklaim menciptakan standar baru pada desain, pembuatan dan performa. Merupakan perpaduan materi premium yang dilengkapi dengan teknologi mutakhir Samsung, menawarkan pengalaman mobile terkini bagi pengguna smartphone. Seperti apa sejatinya smartphone S Series generasi keenam ini? Baiklah, mari kita kupas satu per satu.
Desain Premium
Dibuat dengan penuh kehati-hatian dari bahan metal dan kaca, Galaxy S6 dan Galaxy S6 edge merupakan perpaduan desain penuh makna dan kuatnya fitur. Terutama pada Galaxy S6 edge yang menunjukkan keunikan dan keindahan sekaligus berfungsi sebagai pegangan yang kuat. Kita disuguhi pengalaman melihat tampilan yang immersive dengan tampilan melengkung pada kedua sisi. Jika seri Galaxy Note Edge hanya melengkung di satu sisi, maka S6 Edge ini merupakan smartphone melengkung pada kedua sisi yang pertama.
[caption id="attachment_354971" align="aligncenter" width="480" caption="Ilustrasi Samsung Galaxy S6 edge (Foto: samsungmobilepress.com)"]
Kali ini, Samsung terlihat memperhatikan detail finishing sehingga tercipta desain yang memenuhi unsur estetika. Tak hanya fungsional, namun juga menunjukkan kelasnya sebagai smartphone premium yang mewah. "Design with purpose." Begitu JK Shin menyebutnya. Terutama pada S6 edge, proses pembuatannya sangat rumit. Dibutuhkan 800 derajat Celcius hanya untuk membentuk kurva kaca pada perangkat dual curved ini.
Sementara itu pada rangkanya, memakai logam khusus yang diklaim 5% lebih kuat dari logam di smartphone lain. Sembari menyingung pesaingnya yaitu iPhone 6 yang pernah mengalami masalah kekuatan, JK Shin menyatakan ponsel ini kuat sehingga tidak akan bisa bengkok. Pada bagian kaca juga diperkuat dengan lapisan Corning Gorilla Glass 4 yang dikenal sangat tangguh.