#Besok adalah debat perdana cagub DKI Jakarta 2017 yang diselenggarakan KPUD
Apa yang Anda pikirkan dari debat? Kalau saya berpikir, itu bukan debat. Tapi lebih kepada kampanye monolog. Tak ada saling 'serang’ terkait solusi atas suatu permasalahan. Kedua, acara bertajuk debat ini, hanya jadi ajang penyampaian janji-janji surga. Ya, janji-janji surga.
Pertanyaan dari panelis atau kandidat lain, tentu nafas yang terjawab adalah beraromakan surga. Seolah-olah pro terhadap rakyat kebanyakan. Kenapa surga? Karena mereka ingin terpilih. Mereka ingin menang.
Tentu keinginan terpilih, tidak salah. Karena itulah tujuan dari kompetisi itu sendiri. Coba Anda pikirkan, adakah calon saat berjuang atau memohon untuk dipilih, yang tidak menyampaikan janji surga?
Saya pikir, nyaris tidak ada. Lah, wong lagi begging kok. Misalnya, komitmen tidak akan menggusur. Komitmen tetap santun. Komitmen tentang keberagaman. Komitmen penyediaan lapangan kerja yang lebar. Komitmen sembako murah, ect. Lihat saja, petahana saat ini. Dulu pada Pilgub DKI 2012, apakah komitmen mereka tidak sama dengan komitmen penantangnya saat ini?
Ya, tentu sama. Tapi faktanya, seolah-olah komitmen itu dilanggar. Yang paling kentara, terkait penggusuran. Dulu mereka menolak keras penggusuran. Tapi, mereka juga menggusur, meski bahasanya relokasi ke tempat yang jaraknya jauh dan dilakukan secara mendadak. Lalu apa bedanya?
Adalah benar, debat menjadi pertunjukan konsistensi. Konsistensi terkait janji-janji surga yang terlontar selama ini. Debat, hanya cuap-cuap. Lagi-lagi cuap-cuap surga. Mungkinkah saya berharap, khususnya kepada panelis, menanyakan jaminan terkait komitmen dan janji surga kandidat. Harusnya acara debat itu, elaborasi jaminan saja. Apa yang mereka jaminkan, jika ternyata komitmen itu dilanggar? Berhentilah terhibur angin surga. Terutama mereka yang sedang mengemis. Berpikirlah naik kelas.
1. "Oke, saya salut dengan program dan komitmen Anda. Lalu, apa yang membuat saya yakin terkait pelaksanaan dari komitmen itu. Saya ingin jaminan."
2. "Saya tahu, life is never flat, Saya tahu pelaksanaan janji dan komitmen itu tidak semudah makan chocolatos. Tapi saya minta jaminan, beri kami penjelasan, apa yang membuat komitmen atau janji itu sulit dilaksanakan."
Saya pikir, dua pertanyaan ini lah yang patut dielaborasi. Dalam waktu yang sangat mepet itu. Berpikirlah lebih tinggi, dibañding hari-hari sebelumnya
#balada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H