Nah, inilah yang bisa saja dijadikan kompetitor dari bangsa lain, sebagai modal yang super mudah dan super hemat untuk merusak NKRI dengan seketika. Ya, modalnya adalah sentimen agama atau keagamaan.
Kita akan terus menjadi bangsa tertinggal, ketika kita masih saja berdebat soal persatuan model ini. Biarkanlah ibadah menjadi hal yang eksklusif bagi pemeluk agamanya masing-masing.
Sekali lagi, eksklusif dalam arti tidak perlu (aktif ikut-ikutan beribadah) yang bukan ajaran agamanya. Terlebih itu ibadah langsung dengan yang mahakuasa. Tidak lebih.
Dan inklusifitas di luar ibadah, perlu digencarkan. Sebagai contoh, bersatu mencari anak bangsa agar Timnas Indonesia juara AFF. Masuk Piala Dunia. Juara Piala Dunia, ect.
#balada
#24Desember2016
#tulisan ini banyak kekeliruan.
#maafkanlah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI