#Jangan Ganggu Risma
PDIP juga tidak usah menganggu Risma. Ingat, dia itu baru dilantik untuk periode kedua. Tidak elok, jika Risma dipaksa maju di Pilgub DKI.
Biarkanlah Risma berkarya di Surabaya dan terus dipupuk sehingga bisa maju sebagai Gubernur Jawa Timur beberapa tahun mendatang. Risma masih dibutuhkan untuk mematangkan dan memperbanyak karyanya.
#Jadi Siapa?
PDIP harus mencari calon selain Ahok dan Risma. Tentu masih banyak sosok dan kader lain yang potensial memimpin Ibu Kota. Yang selalu diklaim PDIP.
PDIP harus memberikan kesempatan kepada mereka. Siapa tahu, sosok itu lebih moncer jika pada akhirnya terpilih sebagai gubernur.
Memang ajang Pilgub itu, harapan terbesarnya adalah menang. Akan tetapi yang perlu dipahami, kemenangan tidak harus secara kuantitatif.
Buat apa jika hanya berharap menang, tapi sosok yang menang itu tidak sejalan dengan visi dan misi partai. PDIP lebih baik kalah daripada mendukung sosok yang tidak diinginkan.
Ahok bisa saja menang, dan PDIP bisa saja kalah. Dan sebaliknya. Tapi kalau PDIP yang kalah, kalahnya itu terhormat. Karena percaya diri dengan kemampuan sendiri dan tidak latah.
Pilgub itu sama saja dengan kontestasi lainnya. Ada yang kalah dan ada yang menang. Kalau ingin mengharumkan tanah air sendiri, tidak harus menaturalisasi warga negara lain.
Atau ingin daerahnya menang MTQ Nasional. Tapi, peserta yang mewakili provinsinya bukanlah warganya. Sama juga misalnya tim sepak bola kota A, tapi mayoritas bahkan semua pemainnya bukan warga kota A itu.