Alasannya adalah akan diselenggarakannya rapat kabinet paripurna. Sejumlah menteri pun tidak tahu kapan waktu spesifik rapat itu dilakukan.
Dalam pekan itu juga, Presiden akhirnya mengumumkan reshuffle kabinet jilid II pada Rabu, 27 Juli 2016. Keesokan harinya, Jokowi menghadiri penutupan Rapimnas Partai Golkar.
Dua agenda itu termasuk hal yang penting lantaran terkait dengan nasib Jokowi secara personal di masa yang akan datang. Pertama terkait keberanian Jokowi mendepak pembantunya dan ke dua terkait kesiapan Jokowi terhadap dukungan Golkar agar Jokowi maju lagi sebagai calon presiden pada 2019.
Tentu Jokowi tengah memikirkan itu secara intensif di antara banyak tugas kenegaraan lainnya. Tiba-tiba di sela-sela itu ada KontraS yang membawa pesan penting terkait pentingnya nyawa Freddy membuka borok sejumlah instansi aparat penegak hukum.
Kesaksian Lemah
Haris seolah memberikan dongeng atau kisah Hollywood kepada khalayak. Kesaksian Freddy akan mudah dibantah aparat penegak hukum.
Pertama sumber primernya telah tiada. Tidak mungkin lagi Freddy dimintai keterangan oleh siapapun manusia yang masih hidup. Seandainya pun ada bukti rekaman suara dan video Freddy terkait kesaksian ini, ini akan berlarut.
Aparat pasti akan mempertanyakan keaslian rekaman dan sebagainya. Ada peluang untuk memperlama pengusutan kasus ini sehingga lama-lama bosan dan menguap entah ke mana.
Apalagi ini terkait lembaga negara yang terkadang menyalahartikan jiwa korsa. Padahal jiwa korsa sejati adalah mau mengusut dan membuang para parasit dari dalam instansinya.
Pertanyaannya adalah mengapa Haris menyimpan kesaksian ini begitu lama, yaitu sejak 2014. Mengapa Haris baru membukanya saat kabar eksekusi mati Freddy mulai mengencang dan sebagainya.
Di akhir tulisannya, Haris mengaku tidak menemukan sama sekali identitas pengacara Freddy. Bahkan di internet sekalipun. Padahal banyak beredar foto Freddy didampingi pengacaranya saat persidangan berlangsung.
Dan tidak masuk akal juga kalau Haris tidak menanyakan langsung kepada Freddy saat bertemu. Yang paling tidak masuk akal, masa lembaga sekelas KontraS, kemampuan tracking-nya hanya sampai di situ.