JUJUR saja, diantara sekian banyak tokoh yang saya suka selama ini, salah satunya adalah JK (Jusuf Kalla). Tokoh Sulawesi Selatan 'spesialis' Wakil Presiden RI ini memang tidak diragukan kehebatannya. Dari karakter ketegasan hingga ke toleransinya, sudah teruji. Dia juga belum terdeteksi sebagai koruptor, misalnya.
Tapi jika dia ikut bermain dalam kisruh Golkar yang pernah dia terajuinya pada periode 2004-2009 menggantikan Akbar Tanjung, maka untuk yang satu ini saya tidak suka. Jika benar seperti banyak komentar dan ulasan para tokoh lain, termasuk ulasan dan komentar para kompasianer bahwa JK kelak akan menggusur ARB yang terpilih secara aklamasi pada Munas Golkar di Bali (30/11 - 03/12) kemarin, maka saya sangat, sangat tidak setuju sikapnya yang satu ini. (Tapi apa pentingnya mendengar pendapat saya ini? Hehe).
Jika pun lawan-lawan politik ARB menuduh Nurdin Halid merekayasa Munas Bali itu untuk kepentingan ARB, 'memang masalah buat kita?' Tidak juga. Politik itu sendiri adalah arena penuh rekayasa. Mengapa juga harus dipersoalkan seribu rekayasa yang ada di Munas itu. Faktanya, ribuan kader Golkar dari Sabang hingga Merauke sudah memberikan suaranya.
Bahwa ada satu kelompok lagi, Agung cs yang tidak datang ke Bali, itu juga bagian rekayasa politik. Orang tahu semua, tersebab persaingan 'tak sehat' ala Nurdin Halid itu bagaikan menutup pintu buat Agung cs untuk bersaing menjadi Ketua Umum Golkar secara fair, itu pun perasaan orang berpolitik. Dan harus diingat, saat ini yang berkuasa adalah PDIP yang nota bene musuh Golkar selama ini, plus Surya Paloh, dedengkot Golkar yang juga putus asa bermain di pusaran Golkar. Tentu saja SP ini akan membenci orang-orang Golkar yang anti pemerintahan saat ini.
Sebagai orang luar Golkar, sebenarnya saya juga tidak dirugikan oleh bakal pecah dan hancurnya Golkar sebagaimana ramalan para pengamat itu. Kalau boleh menyatakan rasa 'tidak suka' dalam kisruh Golkar ini adalah jika benar ikut campurnya pemerintah untuk ikut menghancurkan partai beringin ini. Kalau boleh memberi saran kepada semua orang Golkar, waspada sajalah pada kemungkinan ikut campur Pemerintah ini. (Tapi saya seperti tidak yakin Presiden Jokowi akan berkarakter perusak partai di luar partainya; di era Orba mungkin saja).
Catatan pendek ini hanya perasaan sentimentil saya saja karena mendengar dan membaca ulasan-ulasan perihal usaha eksternal Golkar untuk merusak Golkar. Janganlah, kalau itu ada. Biarlah Golkar melakukan apa yang mereka suka. Kalaupun mau berkelahi sesama orang Golakar, biarlah juga. Tidak perlu kita yang di luar ikut-ikut merusaknya.
Berlangsungnya Munas versi Agung dengan hasil Prio Budi S menjadi Ketua Umumnya, atau Agung sendiri atau Yorrys tidak masalah juga. Mungkin itu juga bagian perkelahian mereka, tidak masalah juga buat orang-orang bukan Golkar. Ketakutan pemerintah via PDIP dan Nasdem akan KMP yang dimotori Golkar, juga tidak perlu menjadi alasan mengacau dan menghancurkan Golkar. Agung, Prio, Yorrys, dst sadarlah cepat sebelum partai kalian berkecai.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H