Mohon tunggu...
Politik

Indonesia-Malaysia

9 Januari 2011   20:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:46 2134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Letak Malaysia adalah disebelah Utara Indonesia. Garis perbatasannya bertetangga langsung dengan Indonesia. Penduduknya juga satu rumpun dengan penduduk Indonesia yang sama-sama Melayu. Oleh karena itu politik luar negeri R.I. secara jelas menyatakan bahwa hubungan Indonesia dengan Malasyia harus didasarkan dengan politik bertetangga baik (good neighbor policy) yang didukung dengan semangat kerjasama ASEAN. Meskipun demikian secara jelas masyarakat Indonesia mengikuti serangkain masalah yang dihadapi Indonesia berkaitan dengan kejadian-kejadian yang merugikan Indonesia. Kejadian-kejadian itu antara lain meliputi :


  1. Penganiayaan TKI di Malaysia
  2. Perdagangan wanita-wanita Indonesia dijadikan pelacur-pelacur muda
  3. Menampung kayu-kayu yang ditebang secara illegal
  4. Menyebut orang-orang Indonesia sebagai “Indon”
  5. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dipelintir dengan kata-kata menghina
  6. Ada tumpang tindih claim atas perairan Ambalat

Bertalian dengan kejadian-kejadian tersebut, elite Indonesia sebagian besar menghendaki penyalesaian masalahnya dilakukan melalui cara diplomasi. Di sebabkan karena diplomasi tersebut adalah suatu alat yang dilakukan suatu Negara untuk mencapai tujuan politik luar negerinya, sebagai contoh dalam kasus diatas Indonesia dengan Malaysia. Diplomasi tersebut dapat diartikan sebagai hubungan antar Negara yang mengedepankan kepentingan suatu Negara melalui negosiasi dengan cara damai apabila mungkin, dalam berhubungan dengan negara lain. Jika cara damai gagal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, diplomasi mengizinkan penggunaan ancaman atau kekuatan nyata sebagai cara untuk mendapatkan tujuannya. Dan tujuan politik dari diplomasi itu adalah pengamanan kebebasan politik dan integritas teritorialnya, mencegah negara-negara lain bergabung melawan suatu negara tertentu, memobilisasi pendapat umum dunia kedalam pihaknya untuk membenarkan tindakannya, tujuan politik tersebut harus seimbang dengan sumberdaya dan powernya, efektifitas diplomasi bergantung pada kekuatannya, dan mencapai tujuan secara damai.

Dalam kasus-kasus yang terjadi diatas, penyelesaian masalah yang dapat dilakukan oleh Indonesia untuk menghendaki masalah itu ialah Indonesia dapat mengambil langkah-langkah diplomasi seperti negoisasi dan pembukaan hubungan diplomatik bilateral dengan kebijakan dalam menjaga kesinambungan dan pemantapan peran politik luar negeri dan kerja sama internasional antara lain adalah meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional, melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi regional khususnya di ASEAN, dan menegaskan pentingnya memelihara kebersamaan, multilateralisme, saling pengertian dan perdamaian dalam politik dan hubungan internasional.

Perbedaan antara diplomasi dengan politik luar negeri yakni politik luar negeri suatu kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional. Politik luar negeri atau kebijakan luar negeri tidak terlepas dari berbagai perkembangan keadaan nasional dan internasional, bahkan politik luar negeri (Polugri) merupakan cerminan dari kebijakan dalam negeri yang diambil oleh Pemerintah. Sedangkan diplomasi itu sendiri ialah hubungan antar Negara yang mengedepankan kepentingan suatu Negara melalui negosiasi dengan cara damai apabila mungkin, dalam berhubungan dengan negara lain. Jika cara damai gagal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, diplomasi mengizinkan penggunaan ancaman atau kekuatan nyata sebagai cara untuk mendapatkan tujuannya. Dan diplomasi itu adalah alat untuk mencapai tujuan politik luar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun