Mohon tunggu...
Muhammad Rahmad
Muhammad Rahmad Mohon Tunggu... profesional -

Direktur Eksekutif President Institute, Pemerhati perkembangan sosial dan politik. Mahasiswa S3 Ilmu Komunikasi Politik, Universitas Sahid, Jakarta, Alumni HMI dan PII

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dua hal Penyelamat Partai Demokrat

2 Desember 2013   03:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:26 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Survei CSIS yang diumumkan Kepala Departemen Politik CSIS, Philips L Vermonte Minggu (1/12/2013) makin mengukuhkan posisi Jokowi sebagai kandidat Presiden RI 2014 mendatang. Jokowi tidak hanya didukung oleh pemilih PDIP, tetapi juga oleh pemilih Partai Demokrat (PD), Golkar, dan Gerindra.

Responden pemilih PD menyumbang dukungan terbesar untuk pencapresan Jokowi. PD telah punya konvensi capres sendiri, tapi kenapa pemilih PD banyak yang memilih Jokowi?

Ini adalah pertanda rakyat makin bisa memilah antara tokoh dan partai politik. Tokoh tidak lagi identik dengan parpol, sebaliknya pemilih parpol tidak lagi serta merta memilih Capres dari parpol nya.

Sebagai orang yang pernah terlibat kebijakan internal PD, saya sangat merasakan kegalauan sahabat-sahabat di PD. Fenomena yang dihadapi PD ini jelas mengancam kelangsungan Konvensi yang sedang digelar. Bagaimanapun, ancaman itu bisa berbalik menjadi peluang jika Partai Demokrat mengingat dua hal;

Pertama: Saat ini publik masih ragu dengan keseriusan konvensi. Pasalnya, penetapan Capres menurut AD/ART PD ditentukan oleh Majelis Tinggi, bukan oleh hasil Konvensi. Perbedaan inilah yang membuat publik, khususnya kelompok elit menjadi ragu. Karena itu, PD harus menjelaskan secara terang benderang kepada publik akan konsistensi konvensi yang digelar. Jika PD berhasil menghapus keraguan itu, maka Konvensi akan menjadi bermakna dimata publik.

Kedua: Publik juga bertanya-tanya dengan konsistensi PD tentang Pakta Integritas. Pembacaan Pakta Integritas secara terbuka beberapa waktu lalu, sempat menaikkan elektabilitas PD. Itu artinya, publik menaruh harapan terhadap isi Pakta Integritas. Namun ketika penetapan Caleg PD yang diyakini publik bertentangan dengan isi Pakta Integritas, dan belakangan, sejumlah kader utama PD masuk pula dalam pusaran kasus korupsi SKK Migas, maka publik kembali bertanya-tanya tentang konsistensi PD dalam menjalankan Pakta Integritas. Ketika Pakta Integritas tumpul dan tidak dijalankan, konsekuensi logis yang harus diterima PD adalah ketidak-percayaanpublik. Karena itu, PD harus mampu membangun kembali kepercayaan publik, dengan menerapkan dan menjalankan Pakta Integritas seutuhnya.

Belum terlambat. PD masih memiliki waktu sekitar 100 hari untuk berbenah dan berubah. Berkibar/runtuhnya PD bukanlah disebabkan oleh orang luar, tapi diciptakan oleh PD sendiri. Karena itu, tugas terberat PD saat ini adalah membangun kembali kepercayaan rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun