Akhir-akhir ini harga kebutuhan bahan pangan pokok mengalami kenaikan harga kembali. Banyak dari masyarakat yang mengeluhkan atas hal tersebut. Bahan pangan pokok merupakan hal yang sangat penting karena merupakan hal dasar manusia yang harus dipenihi. Karena hal itu, masyarakat yang dalam pemenuhan kebutuhannya tidak terlalu baik mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya.
Kenaikan bahan pangan pokok biasanya terjadi ketika menjelang hari-hari besar atau hari raya yang ada di Indonesia seperti bulan ramadhan, hari raya idul fitri, hari raya natal dan lainnya. Kenaikan harga bahan pokok ini akibat kebutuhan lebih tinggi daripada penawaran. Selain itu, faktor eskternal atau faktor yang berasal dari luar negara kita juga bisa mempengaruhi kenaikan bahan pangan pokok. Salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi covid-19. Ada beberapa komoditas yang biasanya sering mengalami kenaikan seperti minyak goreng, cabai, daging, telur ayam, bawang putih, gula pasir dan lainnya.
Menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan bahwa harga sejumlah kebutuhan pokok naik. Lutfi mengatakan harga bawang merah juga naik 3,54% kemudian harga cabai naik 24,82% . Di sisi lain, beberapa bahan kebutuhan pokok ada yang terpantau stabil dan turun harganya, bahan pokok tersebut di antaranya beras yang terpantau stabli berada di kisaran Rp10.500 per kilogram.Â
Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan tingginya harga pangan tersebut. Beberapa di antaranya adalah tantangan-tantangan produksi pertanian, seperti perubahan iklim, belum memadainya infrastruktur pendukung pertanian, kurangnya penggunaan teknologi, berkurangnya lahan pertanian, berkurangnya jumlah petani dan rendahnya produktivitas pertanian. Selain itu, kata dia, produk pertanian juga masih melalui rantai distribusi yang panjang. Panjangnya rantai distribusi itulah menyebabkan, salah satunya tingginya biaya logistik yang pada akhirnya akan memengaruhi harga jual di tingkat konsumen.Â
Solusi yang bisa dilakukan dalam menangani kenaikan harga kebutuhan pokok adalah sebagai berikut:
1. Menyeimbangkan antara pengeluaran dan kebutuhan pokokÂ
Upaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan jangka waktu yang panjang bisa dilakukan dengan meningkatkan persediaan barang keperluan yang bisa tahan lama dan untuk bermanfaat untuk mereka. Namun pada kenyataannya ketika masyarakat berasumsi meningkatkan barang kebutuhan pokok untuk jangka yang panjang, sering kali tidak melihat ketersediaan kebutuhan tersebut, sehingga masyarakat diharapkan lebih memperhatikan kembali keseimbangan antara kebutuhan pokok dan pengeluaran serta mengendalikan hasrat belanja dengan jumlah yang sangat besar karena akan menyebabkan kelangkaan terhadap barang kebutuhan pokokÂ
2. Pengendalian stok kebutuhan pokokÂ
Pengendalian harga barang kebutuhan pokok juga dapat dilakukan dengan 2 hal, yaitu dengan mengendalikan persediaan barang kebutuhan pokok yang tanggungjawabnya di pegang oleh pemerintah, produsen dan pedagang. Pemerintah bertugas sebagai mengatur ketersediaan barang untuk disalurkan di setiap pasar, produsen bertugas sebagai memproduksi dan menyediakan kebutuhan pokok dalam jumlah yang besar, sehingga para pedagang tidak lagi melakukan penimbunan barang.Â
3. Mengontrol kebijakan moneterÂ
Kebijakan bank sentral juga bisa diperlukan. Penerapan fasilitas diskonto yang mana jumlah peredaran uang diatur melalui penetapan tingkat bunga Bank Sentral. Solusi agar tidak terjadi kekurangan uang, maka pemerintah menunrunkan tingkat suku bunga Bank Sentral, dengan menaikkan tingkat suku bunga maka peredaran uang akan menjadi berkurang. Hal ini akan membuat masyarakat menjadi lebih hemat dalam mengkonsumsi sejumlah uang untuk kepentingan sendiri atau kebutuhan selain kebutuhan pokokÂ